Halaman

    Social Items


Pada Minggu biasa ke-25 ini, bacaan liturgi masih berbicara tentang penderitaan Tuhan Yesus. Putra manusia akan diserahkan ke tangan manusia, Dia akan disiksa, dibunuh di kayu salib namun pada hari ketiga Allah akan membangkitkan Dia. Murid-muri sama sekali tidak memahami apa yang Yesus katakan dan mereka takut bertanya kepada Yesus. Takut Yesus "marah" lagi dan mengatakan apa yang seperti dikatakan kepada Petrus dan mereka juga was-was, jangan-jangan apa yang Yesus katakan sungguh terjadi dan akhirnya mereka akan merasakan kehilangan. Kehilangan apa yang menjadi harapan mereka tentang Yesus mesias pemenang.

Dalam perjalanan ke Kapernaum, di tengah jalan para murid sudah mulai ribut memperbincangkan posisi mereka dalam kerajaan Yesus. Bahkan mereka bertengkar tentang siapa nanti yang akan menjadi orang terbesar di antara mereka.

Yesus mendengar apa yang mereka perbincangkan, karena itu sesampainya dirumah Yesus mengajak mereka untuk duduk dan berbincang. Yesus menjelaskan kepada mereka tentang perutusan yang Yesus harus jalankan sebagai mesias bukan seperti yang mereka harapkan. Yesus bukan mesias duniawi melainkan mesias yang banyak menderita. Jika kalian berebut siapa yang terbesar diantara kalian, itu kalia salah mengerti. Jika kalian berebut untuk saling melayani, itulah perutusan kita. Siapa yang melayani, dialah yang terbesar dalam kerajaanKu. KerajaanKu bukan dari dunia ini. Kebesaran seseorang bukan terletak pada kedudukan dan posisi yang penting melainkan bagaimana mereka melayani sesama dengan tulus dan kebesaran hati.

Pengajaran Yesus tentang pelayanan sangat kuat, keras dengan tuntutan yang sangat tinggi. Pengajaran ini indah, berwibawa dan berguna bahkan sangat penting untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik. Pelayanan berarti menyambut setiap orang terutama mereka yang lemah, yang kecil, yang tidak di perhitungkan. Karena itu Yesus menempatkan seorang anak ditengah-tengah para murid sebagai contoh bagaimana menerima orang dengan mengasihi yang kecil dan yang lemah.

"Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

Manusia bisa menjadi jahat kalau mereka hanya mementingkan diri sendiri dan melihat orang lain sebagai penghalang. Memang orang-orang baik hidupnya tidak selalu disenangi oleh orang-orang yang melihat keamanan hidupnya terganggu. Orang-orang baik dimusuhi, dianiaya dan disingkirkan. Namun dari perjuangan mereka adalah suatu mahkota kemenangan dan kemuliaan.

Nasehat yang bagus dari Santo Yakobus untuk kita renungkan sepanjang minggu. Yakobus mengajak kita memiliki hati yang penuh belas kasih seperti yang dimiliki Tuhan Yesus. Jangan ada iri hati dan mementingkan diri sendiri karena buahnya adalah kehancuran masyarakat dan komunitas-komunitas. Dimana-mana yang ada hanya kekacauan, kejahatan dan kebencian yang memecah masyarakat. Karena itu Santo Yakobus menasihati; Jadilah peramah, pendamai, penurut, penuh belaskasih, tidak memihak pada golongan tertentu dan tidak munafik. Sifat-sifat semacam ini yang dibutuhkan agar kita semakin menghargai dan menghormati orang lain. Doa orang benar adalah doa yang mendoakan kebaikan orang lain.

Selamat berhari Minggu, Tuhan memberkati kita dengan berkat kasih yang melimpah. ANM

Memiliki Hati Seperti Yesus


Pada Minggu biasa ke-25 ini, bacaan liturgi masih berbicara tentang penderitaan Tuhan Yesus. Putra manusia akan diserahkan ke tangan manusia, Dia akan disiksa, dibunuh di kayu salib namun pada hari ketiga Allah akan membangkitkan Dia. Murid-muri sama sekali tidak memahami apa yang Yesus katakan dan mereka takut bertanya kepada Yesus. Takut Yesus "marah" lagi dan mengatakan apa yang seperti dikatakan kepada Petrus dan mereka juga was-was, jangan-jangan apa yang Yesus katakan sungguh terjadi dan akhirnya mereka akan merasakan kehilangan. Kehilangan apa yang menjadi harapan mereka tentang Yesus mesias pemenang.

Dalam perjalanan ke Kapernaum, di tengah jalan para murid sudah mulai ribut memperbincangkan posisi mereka dalam kerajaan Yesus. Bahkan mereka bertengkar tentang siapa nanti yang akan menjadi orang terbesar di antara mereka.

Yesus mendengar apa yang mereka perbincangkan, karena itu sesampainya dirumah Yesus mengajak mereka untuk duduk dan berbincang. Yesus menjelaskan kepada mereka tentang perutusan yang Yesus harus jalankan sebagai mesias bukan seperti yang mereka harapkan. Yesus bukan mesias duniawi melainkan mesias yang banyak menderita. Jika kalian berebut siapa yang terbesar diantara kalian, itu kalia salah mengerti. Jika kalian berebut untuk saling melayani, itulah perutusan kita. Siapa yang melayani, dialah yang terbesar dalam kerajaanKu. KerajaanKu bukan dari dunia ini. Kebesaran seseorang bukan terletak pada kedudukan dan posisi yang penting melainkan bagaimana mereka melayani sesama dengan tulus dan kebesaran hati.

Pengajaran Yesus tentang pelayanan sangat kuat, keras dengan tuntutan yang sangat tinggi. Pengajaran ini indah, berwibawa dan berguna bahkan sangat penting untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik. Pelayanan berarti menyambut setiap orang terutama mereka yang lemah, yang kecil, yang tidak di perhitungkan. Karena itu Yesus menempatkan seorang anak ditengah-tengah para murid sebagai contoh bagaimana menerima orang dengan mengasihi yang kecil dan yang lemah.

"Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

Manusia bisa menjadi jahat kalau mereka hanya mementingkan diri sendiri dan melihat orang lain sebagai penghalang. Memang orang-orang baik hidupnya tidak selalu disenangi oleh orang-orang yang melihat keamanan hidupnya terganggu. Orang-orang baik dimusuhi, dianiaya dan disingkirkan. Namun dari perjuangan mereka adalah suatu mahkota kemenangan dan kemuliaan.

Nasehat yang bagus dari Santo Yakobus untuk kita renungkan sepanjang minggu. Yakobus mengajak kita memiliki hati yang penuh belas kasih seperti yang dimiliki Tuhan Yesus. Jangan ada iri hati dan mementingkan diri sendiri karena buahnya adalah kehancuran masyarakat dan komunitas-komunitas. Dimana-mana yang ada hanya kekacauan, kejahatan dan kebencian yang memecah masyarakat. Karena itu Santo Yakobus menasihati; Jadilah peramah, pendamai, penurut, penuh belaskasih, tidak memihak pada golongan tertentu dan tidak munafik. Sifat-sifat semacam ini yang dibutuhkan agar kita semakin menghargai dan menghormati orang lain. Doa orang benar adalah doa yang mendoakan kebaikan orang lain.

Selamat berhari Minggu, Tuhan memberkati kita dengan berkat kasih yang melimpah. ANM
Comments
0 Comments

No comments