Halaman

    Social Items


Kita memasuki minggu ke IV masa adven dan tiga minggu yang telah kita jalani, yang telah kita hidupi dengan mengajak kita untuk terus menerus bertumbuh dalam pengharapan, iman, kegembiraan dan kasih.

Bacaan-bacaan di minggu ke IV  masa adven ini (Mikha 5:1-4a; Ibrani 10:5-10; Lukas 1:39-45) mengajak kita memahami kasih Allah. Kunjungan Maria kepada saudari sepupunya Elisabeth merupakan ungkapan kasih yang nyata. Kunjungan ini mempunyai kesan dan pesan khusus bagi kita. Sebagai calon seorang ibu yang sedang hamil, Maria mengunjungi Elisabeth yang tinggal jauh di pegunungan, karena Ia memiliki hati, belaskasih dan persaudaraan. Kunjungan Mari yang membawa berkat baginya. Dia menyebut saudarinya sebagai ibu Tuhan yang terberkati.

Sebagai ibu yang terberkati, Maria bersukacita di dalam Tuhan. Ia memuliakan dan mengagungkan Tuhan sebagai penyelamat. Pada Ibrani 10:5-10 memberitahu kita tempat dimana akan lahir juru selamat yang dinantikan ini. Bukan di ibu kota Yerusalem, melainkan di sebuah kota kecil, desa waktu itu. Seperti tertulis, "Hai Betlehem di Effrata, engkau yang terkecil dari kaum Yehuda! Daripadamu akan bangkit bagiku seorang besar yang akan menjadi pemimpin Israel." Pilihan Allah selalu dari yang terkecil, yang sederhana. Betlehem adalah kota Daud, Daud adalah orang sederhana, miskin, dia adalah seorang pengembala ternak, orang yang tak pernah di perhitungkan, namun dipilih Allah menjadi raja Israel. Dialah akhirnya menjadi raja besar yang terkenal yang tak pernah dilupakan kebesarannya oleh bangsa-bangsa termasuk kita saat ini.

Dia yang kita nanti-nantikan berasal dari keturunan raja Daud yang lahir di Betlehem. Nabi menubuatkan Dialah yang akan menjadi besar dan yangakan memimpin bangsa Israel. Kepada Maria juga disampaikan bahwa anak ini akan menduduki tahta Daud dan Dia akan menjadi raja untuk selama-lamanya pada rumah Yakub yaitu Israel. Dia adalah raja Damai, tidak ada kekerasan, Ia adalah raja dengan kekuatan tangan Tuhan dengan kekuatan kasih.

Dalam bacaan surat kepada jemaat di Ibrani (Ibrani 10:5-10), memaklumkan makna kedatangan Sang Juru Selamat. Dia akan menjadi kurban untuk keselamatan kita dengan melaksanakan kehendak BapaNya. Aku datang untuk melaksanakan kehendak BapaKu, demikian suatu hari Yesus menyatakan kedatanganNya. PengorbananNya menguduskan kita.

Bila kita renungkan seluruh bacaan-bacaan dari ketiga kitab tersebut, ini merupakan kasih Allah dengan mengutus PuteraNya kedunia untuk menebus dosa-dosa kita. Karena itu cara terbagus merayakan Natal adalah dengan berbagi kasih kepada sesama karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita dengan kasih yang begitu besar. Merayakan Natal adalah merayakan kasih Allah. Bila persiapan terakhir ini kita siapkan dengan mewujudkan kasih kita kepada sesama maka dengan penuh sukacita dan kegembiraan kita dapat merayakan Natal.

Selamat mewujudkan kasih Allah, selamat mempersiapkan diri menyambut kedatanganNya dan selamat berhari Minggu, Tuhan menyertai dan memberkati kita semua.

Minggu Adven IV : Kedatangan Tuhan Wujud Kasih Allah


Kita memasuki minggu ke IV masa adven dan tiga minggu yang telah kita jalani, yang telah kita hidupi dengan mengajak kita untuk terus menerus bertumbuh dalam pengharapan, iman, kegembiraan dan kasih.

Bacaan-bacaan di minggu ke IV  masa adven ini (Mikha 5:1-4a; Ibrani 10:5-10; Lukas 1:39-45) mengajak kita memahami kasih Allah. Kunjungan Maria kepada saudari sepupunya Elisabeth merupakan ungkapan kasih yang nyata. Kunjungan ini mempunyai kesan dan pesan khusus bagi kita. Sebagai calon seorang ibu yang sedang hamil, Maria mengunjungi Elisabeth yang tinggal jauh di pegunungan, karena Ia memiliki hati, belaskasih dan persaudaraan. Kunjungan Mari yang membawa berkat baginya. Dia menyebut saudarinya sebagai ibu Tuhan yang terberkati.

Sebagai ibu yang terberkati, Maria bersukacita di dalam Tuhan. Ia memuliakan dan mengagungkan Tuhan sebagai penyelamat. Pada Ibrani 10:5-10 memberitahu kita tempat dimana akan lahir juru selamat yang dinantikan ini. Bukan di ibu kota Yerusalem, melainkan di sebuah kota kecil, desa waktu itu. Seperti tertulis, "Hai Betlehem di Effrata, engkau yang terkecil dari kaum Yehuda! Daripadamu akan bangkit bagiku seorang besar yang akan menjadi pemimpin Israel." Pilihan Allah selalu dari yang terkecil, yang sederhana. Betlehem adalah kota Daud, Daud adalah orang sederhana, miskin, dia adalah seorang pengembala ternak, orang yang tak pernah di perhitungkan, namun dipilih Allah menjadi raja Israel. Dialah akhirnya menjadi raja besar yang terkenal yang tak pernah dilupakan kebesarannya oleh bangsa-bangsa termasuk kita saat ini.

Dia yang kita nanti-nantikan berasal dari keturunan raja Daud yang lahir di Betlehem. Nabi menubuatkan Dialah yang akan menjadi besar dan yangakan memimpin bangsa Israel. Kepada Maria juga disampaikan bahwa anak ini akan menduduki tahta Daud dan Dia akan menjadi raja untuk selama-lamanya pada rumah Yakub yaitu Israel. Dia adalah raja Damai, tidak ada kekerasan, Ia adalah raja dengan kekuatan tangan Tuhan dengan kekuatan kasih.

Dalam bacaan surat kepada jemaat di Ibrani (Ibrani 10:5-10), memaklumkan makna kedatangan Sang Juru Selamat. Dia akan menjadi kurban untuk keselamatan kita dengan melaksanakan kehendak BapaNya. Aku datang untuk melaksanakan kehendak BapaKu, demikian suatu hari Yesus menyatakan kedatanganNya. PengorbananNya menguduskan kita.

Bila kita renungkan seluruh bacaan-bacaan dari ketiga kitab tersebut, ini merupakan kasih Allah dengan mengutus PuteraNya kedunia untuk menebus dosa-dosa kita. Karena itu cara terbagus merayakan Natal adalah dengan berbagi kasih kepada sesama karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita dengan kasih yang begitu besar. Merayakan Natal adalah merayakan kasih Allah. Bila persiapan terakhir ini kita siapkan dengan mewujudkan kasih kita kepada sesama maka dengan penuh sukacita dan kegembiraan kita dapat merayakan Natal.

Selamat mewujudkan kasih Allah, selamat mempersiapkan diri menyambut kedatanganNya dan selamat berhari Minggu, Tuhan menyertai dan memberkati kita semua.
Comments
0 Comments

No comments