Kita memasuki Minggu Paskah II yang oleh Gereja dinyatakan sebagai Minggu Kerahiman Ilahi, Kerahiman Allah. Dalam bacaan Injil pada hari Minggu Kerahiman Ilahi ini (Yoh. 20:19-31) nampak jelas tentang Kerahiman Ilahi, Kerahiman Allah yang nyata dalam pribadi Yesus Kristus karena kita tahu, Kristus adalah wajah Kerehiman Bapa. Kerahiman Allah nampak dalam pribadi Yesus.
Bacaan Injil hari ini nampak tentang Kerahiman Allah dalam diri Yesus kepada para murid. Para murid yang pernah mengecewakan Yesus, yang meninggalkan Yesus justru ketika Yesus dalam keadaan menderita memanggul salib. Karena itu Yesus datang saat mereka dalam keadaan ketakutan. Mereka menyangka Yesus datang untuk memarahi mereka untuk mengungkapkan kekesalan, tetapi ternyata kata-kata itu sama sekali tidak muncul. Yesus justru menyapa mereka dengan kata-kata yang menyejkkan. "Damai sejahtera bagi kamu." Itu adalah ungkapan Kerahiman.
Kerahiman Allah yang menandakan bahwa Yesus mengampuni mereka dan memaafkan mereka, Yesus tetap menerima mereka sebagai saudara, sebagai sahabat. Demian pula yang dialami Thomas yang dalam pertemuan pertama dia tidak hadir. Ia juga meragukan tentang Yesus yang bangkit. Tetapi Yesus tetap mencintai dan menerima Thomas sebagai sahabat-Nya. Dan yang paling penting adalah bahwa Kerahiman Allah yang diberikan Yesus kepada para murid tidak hanya untuk mereka. Yesus memberi tugas kepada para murid untuk menyalurkan kerahiman itu kepada orang lain.
Dengan memberikan kuasa kepada mereka untuk mengampuni dosa orang. Kita dalam pelayanan memang mau menjadi orang-orang yang mau menyalurkan Kerahiman Allah dalam pelayanan Sakramen Tobat. Menghadirkan Allah yang mengampuni kepada orang-orang yang datang meminta pelayanan Sakramen Pengampunan. Dan sebagai pengikut Kristus, kita kita mau memaafka orang-orang atau sesama yang pernah mengecewakan, menyakiti kita. Seperti Yesus yang hadir dengan salam damai-Nya "Damai sejahtera bagi kamu." Kita pun hadir di tengah sesama dengan salam seperti itu. Damai sejahtera untuk memberikan ampun, memberikan maaf kepada sesama.
Karena itulah mari kita menghadirkan Kerahiman Allah dalam karya kita, dalam tindakan kita, dalam tutur kita, supaya kita semua menjadi tanda wajah Kerahiman Allah dalam relasi kita dengan sesama. Semoga Allah yang Maharahim mencurahkan berkat-Nya bagi kita.(HN)