WhatsApp pada hari Rabu (01/08/2018) kemarin mengatakan bahwa mereka akan memperluas cara bisnis yang dapat terhubung dengan orang-orang di aplikasi perpesanan Facebook yang populer. Tetapi bisnis baru tersebut berbayar dimana mereka harus membayar untuk mengirim pesan tertentu. Hal ini menandai langkah besar pertama aplikasi gratis tersebut untuk menarik pendapatan.
Bisnis ini akan dapat melakukan hal-hal seperti memberikan layanan pelanggan secara real-time dan mengirim informasi seperti boarding pass atau konfirmasi pengiriman, tulis WhatsApp dalam postingan blognya. Perusahaan juga mengatakan bahwa pesan akan tetap "dienkripsi end-to-end" dan bahwa pengguna juga akan dapat memblokir bisnis ini.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan akan membayar antara setengah sen sampai 9 sen untuk setiap pesan yang dikirimkan ke pelanggan potensial. WhatsApp juga akan dilaporkan meluncurkan iklan dalam fitur Statusnya, sebuah tools yang mirip dengan kisah Instagram.
Fitur-fitur bisnis baru WhatsApp muncul seiring pertumbuhan Facebook yang melambat. Jaringan sosial meleset dari perkiraan analis dalam pendapatan kuartalannya minggu lalu, yang mengakibatkan sahamnya jatuh secara historis.
Pendiri WhatsApp, Jan Koum meninggalkan perusahaan pada bulan April. Kuom dilaporkan bentrok dengan Facebook, yang membeli aplikasi itu pada 2014 seharga $ 22 miliar, melalui upaya jejaring sosial itu untuk "menggunakan data pribadinya dan melemahkan enkripsinya."
Untuk hal ini pihak WhatsApp menolak berkomentar. Sejalan dengan WhatsApp, pihak Facebook juga tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar mengenai persoalan ini.