Halaman

    Social Items

Showing posts with label Google. Show all posts
Showing posts with label Google. Show all posts

 


Google Chrome telah diupgrade untuk meningkatkan pengalaman pengguna di desktop dengan penambahan fitur "Read Aloud." Fitur ini saat ini sedang dalam tahap pengujian dalam versi Canary. Meskipun peluncuran awalnya mungkin tampak sederhana, namun fitur ini berhasil dalam menjalankan fungsi utamanya.


Salah satu fitur utama dari Read Aloud adalah kemampuan untuk mengatur kecepatan pemutaran, dimana itu memungkinkan pengguna untuk mengendalikan kecepatan dalam pembacaan artikel. Selain itu, dalam pembaruan mendatang, pengguna akan memiliki opsi untuk beralih antara berbagai opsi suara sehingga meningkatkan pengalaman pendengaran para penggunanya.


Dalam hal antarmuka pengguna, fitur "Read Aloud" memiliki desain yang cerdas: saat artikel dinarasikan, kalimat yang sedang dibaca akan disorot, sementara pada bagian yang telah dibaca akan memudar.



Ini memastikan pengguna dapat dengan mudah memantau kemajuan membaca mereka. Untuk mereka yang mungkin merasa sorotan ini mengganggu, Chrome telah menyediakan tombol untuk menonaktifkan fitur tersebut.


Dalam hal yang terkait, Chrome juga telah meningkatkan daya tarik visualnya.


Fitur yang ada di Chrome sekarang memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan warna tema browser dengan wallpaper New Tab Page (NTP). Dimana sebelumnya, opsi ini terbatas pada gambar dari panel "Customize Chrome." Namun, dengan pembaruan terbaru di Chrome Canary, pengguna sekarang dapat menikmati fitur ini dengan gambar pribadi mereka sehingga menciptakan pengalaman penelusuran yang lebih personal.

Google Chrome Menguji Fitur Read Aloud Seperti Microsoft Edge

 


Google telah merilis update keamanan darurat untuk mengatasi kerentanan zero-day yang telah dieksploitasi dalam serangan sejak awal tahun. Kerentanan tersebut terkait dengan browser web Chrome.


Google mengatakan bahwa mereka telah mengetahui adanya eksploitasi terhadap CVE-2023-4863 yang terjadi di luar kontrol mereka. Pernyataan ini disampaikan dalam Chrome Releases yang dirilis oleh perusahaan pada hari Senin.


Versi terbaru saat ini telah dirilis kepada pengguna melalui Stable and Extended stable channel dan diharapkan akan mencapai seluruh basis pengguna dalam beberapa hari atau minggu ke depan.


Disarankan kepada pengguna Chrome untuk segera mengupdate browser web mereka ke versi 116.0.5845.187 (untuk pengguna Mac dan Linux) dan 116.0.5845.187/.188 (untuk pengguna Windows). Langkah ini perlu diambil segera karena update tersebut akan menambal kerentanan CVE-2023-4863 di sistem Windows, Mac dan Linux. Update ini tersedia secara otomatis ketika anda memeriksa update baru melalui menu Chrome > Help > About Google Chrome.


Browser web juga akan secara otomatis memeriksa update baru dan melakukan instalasi tanpa memerlukan tindakan tambahan dari pengguna setelah browser di-restart.



Detail serangan belum tersedia


Kerentanan critical zero-day (CVE-2023-4863) berasal dari kelemahan heap buffer overflow pada format WebP, yang potensinya mencakup dampak mulai dari crash hingga eksekusi kode arbitrari.


Bug tersebut dilaporkan oleh Apple Security Engineering and Architecture (SEAR) dan The Citizen Lab di Munk School Universitas Toronto pada hari Rabu yang lalu, yaitu tanggal 6 September.


Peneliti keamanan dari Citizen Lab secara rutin menemukan dan mengungkap kerentanan zero-day yang sering dieksploitasi dalam serangan spyware yang sangat ditargetkan oleh pelaku ancaman yang didukung pemerintah. Sasaran serangan ini biasanya adalah individu berisiko tinggi seperti politisi oposisi, jurnalis dan aktivis di berbagai belahan dunia.


Pada hari Kamis, Apple merilis update keamanan yang mengatasi dua kerentanan zero-day yang sebelumnya diidentifikasi oleh Citizen Lab sebagai sasaran serangan dalam rantai eksploitasi yang dikenal sebagai BLASTPASS. Kerentanan tersebut digunakan untuk menginfeksi iPhone yang sebelumnya telah diperbaiki dengan sepenuhnya, menggunakan spyware dari NSO Group yang dikenal sebagai Pegasus.


Walaupun Google telah mengkonfirmasi bahwa kerentanan zero-day CVE-2023-4863 telah dieksploitasi secara liar, perusahaan ini belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai detail serangan ini.


Google mengatakan, "Akses ke detail bug dan tautan mungkin tetap dibatasi sampai sebagian besar pengguna mendapat update dengan perbaikan. Kami juga akan mempertahankan pembatasan jika kerentanan tersebut terkait dengan library pihak ketiga yang digunakan oleh proyek lain dan belum diperbaiki."


Ini berarti bahwa pengguna Chrome dapat mengamankan browser mereka dengan melakukan update sebelum spesifikasi teknis tambahan dirilis. Tindakan ini dapat menghambat upaya serangan sebelum pelaku ancaman memiliki kesempatan lebih lanjut untuk menciptakan eksploitasi mereka sendiri dan menyebarkannya secara bebas.

Segera Update Google Chrome Anda untuk Atasi Kerentanan Zero-Day

 


Google hari ini mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penggunaan fitur Safe Browsing Google Chrome standar dan akan beralih ke fitur Enhanced Safe Browsing dalam beberapa minggu mendatang. Perubahan ini akan memberikan perlindungan terhadap serangan phishing secara real-time kepada semua pengguna saat mereka menjelajahi web.


Sejak tahun 2007, Google Chrome telah menggunakan fitur keamanan Safe Browsing untuk melindungi pengguna dari website berbahaya yang menyebarkan malware atau menampilkan halaman phishing.


Ketika anda menjelajah website, Chrome akan melakukan pengecekan apakah domain yang anda kunjungi terdaftar dalam daftar URL berbahaya lokal atau tidak, dan jika iya, maka Chrome akan menghalangi akses ke website tersebut dan menampilkan peringatan.



Namun, karena daftar URL berbahaya disimpan secara lokal, ini tidak dapat memberikan perlindungan terhadap situs-situs yang baru terdeteksi sebagai berbahaya sejak terakhir kali daftar tersebut diperbarui.


Untuk meningkatkan keamanan, Google memperkenalkan fitur Enhanced Safe Browsing pada tahun 2020. Fitur ini memberikan perlindungan secara real-time terhadap situs berbahaya yang anda kunjungi dengan melakukan pengecekan langsung ke database cloud Google untuk menentukan apakah sebuah situs harus diblokir.



Namun, kehadiran fitur ini memunculkan kekhawatiran privasi, karena Google Chrome sekarang akan mengirimkan URL yang anda buka, termasuk download, kembali ke server Google untuk melakukan pengecekan apakah URL tersebut berbahaya. Fitur ini juga dapat mengirimkan sampel kecil dari halaman web ke Google untuk mendeteksi ancaman baru.


Terakhir, data yang dikirimkan juga akan sementara terhubung ke akun Google anda untuk mendeteksi apakah serangan tersebut bertujuan menyerang browser atau akun anda.



Enhanced Safe Browsing untuk Semua Pengguna


Google telah mengumumkan bahwa mereka akan segera memperkenalkan fitur Enhanced Safe Browsing kepada semua pengguna Chrome dalam beberapa minggu mendatang, tanpa opsi untuk kembali ke versi sebelumnya.


Pengembang browser mengatakan bahwa mereka mengambil langkah ini karena daftar Safe Browsing yang dikelola secara lokal hanya diperbarui setiap 30 hingga 60 menit, sedangkan 60% dari semua domain phishing hanya aktif selama 10 menit. Hal ini menciptakan kesenjangan waktu yang signifikan, yang berarti pengguna tidak mendapatkan perlindungan dari URL berbahaya yang baru muncul.


Google mengatakan, untuk menghalangi situs-situs berbahaya ini saat mereka diakses, mereka telah meningkatkan fitur Safe Browsing sehingga sekarang mampu melakukan pengecekan situs secara real-time terhadap situs-situs yang telah dikenali oleh Google sebagai berbahaya dengan mempersingkat waktu antara identifikasi dan pencegahan ancaman.


Perubahan ini tentu telah menimbulkan kekhawatiran di antara sebagian pengguna, yang khawatir bahwa Google mungkin akan menggunakan data penjelajahan tersebut untuk tujuan lain, seperti pengiklanan yang lebih tertarget.


Walaupun Google telah mengklaim bahwa data yang diperoleh dari Enhanced Safe Browsing hanya akan digunakan untuk keperluan perlindungan aplikasi dan pengguna Google, baru-baru ini muncul banyak kekhawatiran tentang bagaimana riwayat penjelajahan Chrome dapat digunakan untuk iklan berbasis minat sebagai bagian dari platform Privacy Sandbox Google yang baru.

Google Mengaktifkan Perlindungan Phishing Real-time Chrome untuk Semua Pengguna

 


Google mungkin akan menghidupkan kembali layanan streaming game Stadia melalui fitur YouTube eksperimental. Platform video tersebut saat ini sedang menguji apa yang disebut sebagai fitur "Playables" untuk sekelompok pengguna tertentu, seperti yang terungkap dalam dokumen dukungan YouTube yang ditemukan oleh 9to5Google.


Menurut dokumen dukungan yang ditemukan, "Game yang dapat dimainkan adalah game yang bisa dimainkan secara langsung di YouTube melalui desktop dan perangkat ponsel. Jika anda termasuk dalam eksperimen ini, anda akan melihat bagian yang disebut 'Playables' di samping konten lain di feed beranda YouTube."


Dokumen dukungan tersebut tidak memberikan banyak informasi tambahan, seperti game yang akan tersedia atau teknologi yang digunakan dalam Playables. Namun, sepertinya sistem ini memiliki kemampuan untuk melakukan streaming game melalui internet dengan cara yang serupa dengan yang digunakan oleh Stadia.


Google, yang merupakan pemilik YouTube, pasti memiliki teknologi yang diperlukan untuk mewujudkan hal ini. Pada tahun 2019, perusahaan tersebut memperkenalkan Stadia, sebuah layanan yang dirancang untuk bersaing dengan konsol video game konvensional. Stadia memungkinkan pengguna untuk streaming game tanpa perlu membeli hardware mahal, cukup dengan menggunakan laptop, TV atau smartphone selama terdapat koneksi internet yang cukup cepat.


Meskipun dipasarkan sebagai sejenis Netflix gaming, konsepnya tidak sepenuhnya sesuai. Selain membayar biaya berlangganan bulanan, pengguna harus membayar secara terpisah untuk setiap game yang ingin dimainkan di layanan tersebut. Setahun yang lalu, Google memutuskan untuk menghentikan Stadia karena kurangnya daya tarik konsumen yang cukup kuat. Namun, perusahaan menyatakan bahwa mereka melihat "peluang yang jelas" untuk mengintegrasikan teknologi Stadia ke dalam berbagai aspek Google, termasuk YouTube. Oleh karena itu, Playables mungkin merupakan langkah menuju pencapaian tujuan tersebut.


Sementara itu, dalam dokumen dukungan tersebut juga dijelaskan bahwa pengguna akan memiliki kemampuan untuk "melihat dan mengelola" riwayat Playables mereka, serta menyimpan kemajuan permainan di dalam fungsi History YouTube.

YouTube Menguji Layanan Playables yang Mirip Stadia

 


Sebuah tim peneliti dari University of Wisconsin-Madison telah mengembangkan dan mempublikasikan ekstensi konsep di Chrome Web Store yang memiliki kemampuan untuk mengekstrak password teks biasa dari kode sumber website.


Pemeriksaan terhadap kolom input teks di browser web mengungkapkan bahwa model izin yang digunakan oleh ekstensi Chrome melanggar prinsip hak istimewa terendah dan mediasi yang sepenuhnya memadai.


Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa banyak website yang dikunjungi oleh jutaan orang, termasuk beberapa portal milik Google dan Cloudflare, menyimpan password dalam bentuk teks biasa di dalam kode sumber HTML halaman web mereka. Hal ini memberikan peluang bagi ekstensi untuk mengambil password tersebut.



Sumber Masalah


Para peneliti menjelaskan bahwa permasalahannya terkait dengan praktik sistemik yang memberikan ekstensi browser akses tak terbatas ke DOM tree situs yang mereka muat, sehingga memungkinkan akses terhadap elemen-elemen yang bisa jadi sensitif seperti kolom input pengguna.


Karena kurangnya pembatasan keamanan antara ekstensi dan elemen-elemen situs, ekstensi memiliki akses tanpa batasan terhadap data yang terlihat dalam kode sumber dan dapat mengekstraksi konten apapun.


Selain itu, ekstensi juga dapat mengeksploitasi DOM API untuk secara langsung mengambil data input ketika pengguna memasukkannya, bahkan melewati tindakan perlindungan yang mungkin diterapkan oleh website untuk menjaga input yang sensitif, dan mencuri data tersebut dengan cara yang terprogram.


Protokol Manifest V3 yang diperkenalkan oleh Google Chrome dan diadopsi oleh sebagian besar browser tahun ini, memiliki batasan yang bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan API. Ini mencakup larangan terhadap ekstensi untuk mengambil kode yang di-hosting dari jarak jauh, yang dapat membantu menghindari deteksi, serta melarang penggunaan eval statements yang dapat mengakibatkan eksekusi kode arbitrary.


Meskipun demikian, sebagaimana dijelaskan oleh para peneliti, Manifest V3 tidak memperkenalkan pembatasan keamanan yang memisahkan ekstensi dari halaman web, sehingga masalah dengan skrip konten tetap ada.




Mengupload PoC di Web Store


Dalam rangka menguji proses peninjauan di Web Store Google, para peneliti memutuskan untuk mengembangkan ekstensi Chrome yang dapat melaksanakan serangan pengambilan password dan mencoba menguploadnya ke platform tersebut.


Para peneliti menciptakan ekstensi yang berpura-pura menjadi asisten berbasis GPT yang memiliki kemampuan:

  • Mencapture kode sumber HTML ketika pengguna mencoba masuk ke halaman melalui regex.
  • Menyalahgunakan CSS selector untuk memilih kolom input target dan mengekstrak input pengguna menggunakan fungsi '.value.'
  • Melakukan substitusi elemen untuk mengganti bidang yang dikaburkan berbasis JS dengan bidang password yang tidak aman.



Ekstensi ini tidak mengandung kode berbahaya yang terlihat dengan jelas, sehingga berhasil menghindari deteksi statis dan tidak mengambil kode dari sumber eksternal (injeksi dinamis), sehingga sesuai dengan Manifest V3.


Akibatnya, ekstensi tersebut berhasil melewati proses peninjauan dan diterima di Chrome Web Store Google, sehingga pemeriksaan keamanan tidak berhasil mendeteksi potensi ancaman.


Tim mengikuti standar etika untuk memastikan bahwa tidak ada data aktual yang dikumpulkan atau disalahgunakan. Mereka menonaktifkan server penerima data dan hanya menjaga server penargetan elemen agar tetap aktif.


Selain itu, ekstensi tersebut selalu diatur dalam status "tidak dipublikasikan" sehingga tidak mendapatkan banyak download dan segera dihapus dari store setelah mendapatkan persetujuan.



Potensi untuk dieksploitasi


Hasil pengukuran berikutnya menunjukkan bahwa dari 10 ribu website teratas (berdasarkan peringkat Tranco), sekitar 1.100 di antaranya menyimpan password pengguna dalam bentuk teks biasa di dalam DOM HTML.


Sebanyak 7.300 website lainnya dari kelompok yang sama dianggap rentan terhadap potensi akses DOM API dan kemampuan untuk mengekstrak data input pengguna secara langsung.



Dalam makalah teknis yang baru diterbitkan oleh para peneliti dari University of Wisconsin-Madison awal pekan ini, disebutkan bahwa sekitar 17.300 ekstensi di Chrome Web Store, yang setara dengan 12,5% dari totalnya, memiliki izin yang diperlukan untuk mengekstrak informasi sensitif dari website.


Beberapa diantaranya, termasuk pemblokir iklan dan aplikasi belanja yang sangat populer, telah didownload oleh jutaan pengguna.


Beberapa contoh website penting yang mencerminkan kurangnya perlindungan yang dibahas dalam laporan ini termasuk:

  • gmail.com – Password teks biasa pada kode sumber HTML.
  • cloudflare.com – Password teks biasa pada kode sumber HTML.
  • facebook.com – Input Password teks biasa pada kode sumber HTML.
  • citibank.com – Input Password teks biasa pada kode sumber HTML.
  • irs.gov – SSN terlihat dalam bentuk teks biasa pada kode sumber halaman web.
  • capitalone.com – SSN terlihat dalam bentuk teks biasa pada kode sumber halaman web.
  • usenix.org – SSN terlihat dalam bentuk teks biasa pada kode sumber halaman web.
  • amazon.com – Rincian kartu kredit (termasuk kode keamanan) dan kode pos terlihat dalam bentuk teks biasa pada kode sumber halaman.



Analisis mengungkapkan bahwa 190 ekstensi, beberapa diantaranya telah didownload lebih dari 100 ribu kali, secara langsung mengakses kolom password dan menyimpan data tersebut dalam sebuah variabel. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa publisher mungkin telah mencoba mengeksploitasi celah keamanan.


Seorang juru bicara dari Google telah mengkonfirmasi bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan terkait masalah ini. Mereka juga merujuk pada Extensions Security FAQ Chrome yang tidak menganggap akses ke bidang password sebagai masalah keamanan selama izin yang relevan diperoleh dengan benar.

Ekstensi Chrome dapat Mencuri Password Teks Biasa dari Website

 


Google menambahkan lapisan keamanan tambahan ke akun Gmail pribadi guna mencegah peretasan dan melindungi pengaturan sensitif.


Perusahaan telah secara otomatis mendaftarkan akun Google dalam sistem autentikasi multi-faktor (MFA), yang memerlukan anda untuk melakukan login dengan menggunakan kata sandi dan langkah tambahan kedua, seperti memasukkan kode dari aplikasi autentikator, mengakui perintah Google atau menggunakan kunci keamanan fisik.


Perusahaan sekarang akan mengharuskan autentikasi multi-faktor (MFA) ketika seseorang mencoba mengubah pengaturan akun Gmail terkait pemfilteran email, forward dan akses IMAP. Ini bertujuan untuk mengamankan akses dan mencegah klien pihak ketiga dari mengambil email dari kotak masuk tanpa izin.


Di tangan yang salah, semua fitur ini dapat disalahgunakan untuk mengatur ulang akun Gmail sehingga email anda dapat dikirim kepada pihak lain. Oleh karena itu, mulai sekarang, ketika tindakan semacam itu diambil, Google akan mengevaluasi sesi yang mencoba tindakan tersebut. Jika sesi tersebut dianggap berisiko, maka akan diminta verifikasi melalui perintah 'Verify it’s you,' demikian seperti yang diungkapkan Google dalam sebuah postingan blog pada hari Rabu.



Perintah tersebut akan mengharuskan pengguna yang melakukan perubahan untuk melakukan proses masuk ulang melalui metode autentikasi kedua, seperti notifikasi yang dikirimkan oleh Google ke smartphone pemegang akun. Seperti yang dijelaskan oleh perusahaan tersebut, jika upaya verifikasi gagal atau tidak berhasil diselesaikan, pengguna akan menerima pemberitahuan 'Critical security alert' di perangkat yang dapat dipercayai.



Perlindungan keamanan ini bisa mencegah peretas dari merusak akun Gmail anda jika mereka berhasil mengaksesnya satu kali. Selain itu, langkah-langkah perlindungan serupa juga dapat mencegah kesalahan konfigurasi akun Gmail anda oleh orang terdekat jika anda sedang jauh dari komputer yang tidak terkunci. Tetapi di sisi lain, peningkatan keamanan ini juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna jika proses tantangan autentikasi multi-faktor (MFA) menjadi merepotkan.


Perusahaan menerapkan perubahan ini satu tahun setelah memulai menerapkan tantangan autentikasi multi-faktor (MFA) untuk perubahan yang dilakukan oleh pengguna Google Workspace. Saat ini, Google telah meluncurkan perlindungan MFA untuk semua pengguna yang memiliki akun Google pribadi.


Cara kerja bagi pengguna yang belum menghubungkan smartphone mereka tidak sepenuhnya jelas. Belum ada informasi lebih lanjut tentang kal ini, namun, dugaan awal bahwa perusahaan hanya akan menerapkan tantangan autentikasi multi-faktor (MFA) untuk akun yang mengaktifkan fitur ini.

Google Meningkatkan Keamanan Akun Gmail Pribadi dengan Autentikasi Multi-Faktor

 


Google saat ini sedang menguji fitur baru di browser Chrome yang akan memberi peringatan kepada pengguna ketika ekstensi yang telah diinstal di browser mereka dihapus dari Chrome Web Store. Ini biasanya mengindikasikan bahwa ekstensi tersebut dianggap berpotensi berbahaya, seperti malware.


Pasokan ekstensi browser yang tidak diinginkan terus-menerus diupload ke Chrome Web Store dan dipromosikan melalui iklan popup serta redirect.


Ekstensi ini dikembangkan oleh perusahaan scam dan individu yang bertujuan untuk menyuntikkan iklan, melacak riwayat pencarian anda, mengalihkan anda ke situs afiliasi atau dalam skenario yang lebih serius, mencuri informasi dari akun Gmail dan Facebook anda.


Permasalahannya adalah ekstensi ini diciptakan secara cepat, dengan pengembang yang terus merilis versi baru, sehingga ketika Google menghapus versi yang lama dari Chrome Web Store, versi yang baru segera tersedia.


Namun, sayangnya, jika anda menginstal salah satu ekstensi ini, ekstensi tersebut akan tetap bertahan di browser anda bahkan setelah Google mendeteksinya sebagai malware dan menghapusnya dari toko.


Sebagai respons terhadap hal ini, Google sekarang menghadirkan fitur Safety Check ke dalam ekstensi browser. Fitur ini akan memberikan peringatan kepada pengguna Chrome ketika ekstensi terdeteksi sebagai malware atau dihapus dari toko, dan akan menyarankan agar ekstensi tersebut segera dihapus dari browser.


Fitur ini akan menjadi aktif mulai dari Chrome 117, namun saat ini anda sudah dapat mengujinya di Chrome 116 dengan mengaktifkan opsi 'Extensions Module in Safety Check' di pengaturan browser.


Untuk mengaktifkan fitur ini, cukup salin URL 'chrome://flags/#safety-check-extensions' dan tempelkannya ke address bar Chrome, kemudian tekan tombol Enter. Anda akan diarahkan ke halaman Chrome Flags dimana opsi 'Extensions Module in Safety Check' akan ditampilkan.


Selanjutnya, atur opsi tersebut ke mode "Enabled" dan ketika diminta untuk mengaktifkan fitur tersebut, restart browser anda.



Pemeriksaan Keamanan Google Chrome untuk ekstensi


Setelah anda mengaktifkannya, opsi baru akan muncul di bawah halaman pengaturan "Privacy and security" yang meminta anda untuk meninjau semua ekstensi yang telah dihapus dari Chrome Web Store, seperti yang ditunjukkan di bawah ini.



Dengan mengklik tautan ini, anda akan diarahkan ke halaman ekstensi yang mencantumkan ekstensi yang telah dihapus, alasan penghapusannya, dan mengajukan permintaan untuk menghapus ekstensi tersebut dari browser anda.



Google menyatakan bahwa ekstensi dapat dihapus dari Chrome Web Store karena berbagai alasan, termasuk tidak dipublikasikan oleh pengembangnya, melanggar kebijakan atau terdeteksi sebagai malware.


Penting untuk segera menghapus ekstensi yang terdeteksi sebagai malware. Ini sangat disarankan bukan hanya untuk melindungi data anda, tetapi juga untuk mencegah komputer anda dari potensi serangan di masa mendatang.


Untuk ekstensi yang dihapus karena alasan lain, sangat disarankan untuk menghapusnya juga. Hal ini disebabkan karena ekstensi tersebut mungkin tidak lagi didukung atau melanggar kebijakan lain yang meskipun bukan malware, tidak selalu memberikan manfaat yang jelas.


Google memiliki halaman kebijakan khusus di Chrome Web Store yang menjelaskan dengan rinci konten atau perilaku apa yang dapat menyebabkan ekstensi dihapus dari toko tersebut.

Google Chrome Akan Memperingatkan Anda ketika Ekstensi yang Diinstal adalah Malware

 


Google akan dengan aktif menyoroti masalah ketika ekstensi Chrome yang telah anda instal tidak lagi tersedia di Chrome Web Store.


Tidak diketahui alasan mengapa ekstensi tidak lagi tersedia untuk didownload untuk browser web anda. Ini menimbulkan kecurigaan bagi pengguna dan oleh karena itu, Google menghindari keraguan semacam itu. Ada tiga alasan mengapa ekstensi dihapus, termasuk pembatalan publikasi oleh pengembang, pelanggaran kebijakan Chrome Web Store oleh ekstensi tersebut atau adanya malware.


Setelah Chrome 117 dirilis, bagian "Privacy and security" dalam pengaturan Chrome akan menampilkan daftar semua ekstensi yang telah terinstall yang perlu ditinjau. Apabila pengguna mengklik opsi "Review," maka mereka akan mendapatkan pemberitahuan mengenai ekstensi mana yang telah dihapus dari store dan alasannya. Selain itu, pengguna akan diberikan opsi untuk menghapus ekstensi tersebut atau menyembunyikan peringatan dan melanjutkan penggunaannya.


Namun terdapat satu pengecualian terhadap aturan tersebut, yaitu ketika ekstensi mengandung malware. Itu akan mengakibatkan Chrome menonaktifkannya secara otomatis. Jika pengembang diberitahu bahwa ekstensi mereka melanggar kebijakan, mereka akan diberikan waktu untuk "menyelesaikan masalah atau mengajukan banding" sebelum pemberitahuan peninjauan ditampilkan kepada pengguna.



Google meyakini bahwa perubahan ini akan "menjaga keamanan dalam ekosistem bagi para pengguna sambil tetap membatasi kemungkinan dampak pada ekstensi yang sah." Untuk pengguna, penyediaan informasi tambahan akan membantu mereka untuk membuat keputusan yang tepat mengenai apakah mereka ingin terus menggunakan ekstensi tertentu yang mungkin tidak lagi mematuhi semua ketentuan Google.


Pada awal bulan ini, Google telah mengumumkan bahwa mulai dari Chrome 116, perbaikan keamanan untuk browser akan dikirimkan setiap minggu. Dengan langkah ini, tujuan Google adalah untuk melawan pelaku jahat yang mungkin mencoba memanfaatkan kerentanan yang telah diidentifikasi dalam Chrome namun belum diperbaiki.

Ekstensi Chrome Favorit Anda Mungkin Akan Menghilang pada Update Chrome 117