Minggu ini Gereja Katolik merayakan Minggu Misi Sedunia. Bacaan-bacaan liturgi kali ini membawa kita untuk menghayati arti dari panggilan untuk melayani dan bukan untuk dilayani.
Kepada para murid-muridNya Yesus telah menyampaikan bukan hanya sekali melainkan tiga kali bahwa Ia akan ditangkap, diserahkan kepada tua-tua Israel, para imam kepala dan ahli kitab untuk disiksa, dibunuh dan mati disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit dari kubur..
Dalam suasana yang menegangkan akan apa yang terjadi, dua muridNya yaitu Yakobus dan Yohanes mendekatiNya dan menyampaikan kepada Yesus untuk diperkenankan duduk disebelah kiri dan kananNya. Mereka seperti buta, tidak melihat secara kontras apa yang akan terjadi. Yesus pun menegur mereka, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" Kedua murid menyatakan sanggup namun nyatanya di kemudian hari, mereka mengalami hidup penuh penderitaan dan mati seperti Yesus.
Yesus datang ke dunia untuk melayani, memberikan seluruh hidupNya sebagai tebusan dosa-dosa kita. Seperti apa yang kita dengarkan dalam nubuat Yesaya (53:10-11), "Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban silih, ia akan melihat keturunannya, dan umurnya akan lanjut, karena penderitaan yang dideritannya. Ia akan melihat cahaya, terang dan menjadi puas." Dalam diri Yesus, semua ini terjadi, demikian juga dalam kitab Ibrani (4:14-16) mengungkapkannya.
Sebagai manusia dan solider dengan sesama kita manusia Dia mengalami penderitaan dan menerimanya sebagai bentuk ketaatannya kepada kehendak Allah. Itulah seorang misionaris sejati. Datang untuk melayani dan meyerahkan seluruh hidupnya untuk kerajaan Allah.
Hari ini bersama seluruh Gereja, kita merayakan hari misi sedunia yang ke-92. Apa bentuk nyata yang bisa kita lakukan sebagai bentuk dukungan kita pada pengembangan dan perutusan Gereja di dunia zaman ini? Baik kiranya kita menyimak dan menghayati lebih lanjut apa yang kita dengarkan dalam bacaan-bacaan liturgi hari ini dengan pesan dari bapa suci Fransiskus yang berkenaan dengan hari misi sedunia.
Berkat baptisan kita sesungguhnya adalah misionaris. Hidup itu sesungguhnya merupakan suatu perutusan Allah. Sebagai utusan kita mewartakan kabar gembira yang tiada lain dan yang utama adalah kita mewartakan Yesus Kristus. Mewartakan Yesus Kristus tentu dasarnya adalah iman. Iman kita akan Yesus Kristus inilah yang kita bagikan kepada orang lain melalui bercertera iman kepada orang lain. Inilah bentuk kesaksian kasih kepada sesama yang kita bagikan. Semoga kita mendapatkan pengalaman iman untuk menjadi lebih baik kedepannya. Dan dengan persebahan kita hari ini, karya-karya perutusan gereja untuk karya misi dapat dicapai. Selamat berhari Minggu, Tuhan memberkati kita semua. (ANM)