Pada hari Minggu biasa III ini, bacaan-bacaan liturgi mengundang kita untuk memberikan tempat yang istimewa pada firman Tuhan. Dia adalah makanan Rohani untuk hidup kita. Dia menjadi kekuatan kita untuk melangkah dalam gerak hidup kita setiap hari. Dia menjadi cahaya yang menuntun jalan hidup kita terutama dalam kegelapan. Dia mampu mengingatkan dan menyadarkan kita akan dosa-dosa kita dan membangkitkan kita untuk bangun.
50 tahun di pembuangan Babylon membuat bangsa ini lupa dan jauh dari Tuhan karena mereka tidak ingat lagi akan firman Tuhan. Sekembali mereka dari pembuangan, mereka mengadakan pembaharuan dan mereka membaca firman Tuhan secara meriah. Ketika firman Tuhan dibacakan mereka semua berdiri untuk mendengarkannya. Mereka menjawab amin, amin, sambil mengangkat tangan mereka lalu membungkukkan muka mereka. Mereka menangis dalam kegembiraan saat mendengarkan firman Tuhan. Mereka juga sedih akan dosa-dosa mereka.
Sungguh saat-saat yang mengesankan mendengarkan firman Tuhan. Tuhan sendiri yang berbicara kepada kita. Dia ingin mengungkapkan dan membangun relasi dengan kita. Edras berkata: hari ini adalah hari yang dikuduskan untuk Tuhan. Makan, minum dan bergembiralah dan jangan lupa berbagi dengan mereka yang berkekurangan.
Ajakan dan undangan ini penuh dengan makna. Suatu pesta tidak akan bermakna secara sempurna jika yang miskin dan berkekurangan tidak mendapat tempat dalam pesta tersebut.
Injil Lukas (1:1-4; 4:14-21) mengajak kita ke Sinagoga di Nasareth untuk mendengarkan Yesus. Sesudah pembaptisan dan cobaan di padang gurun, Yesus kembali ke Galilea dan dengan kuasa Roh Kudus Dia mulai mengajar di Sinagoga. Hari itu adalah hari sabat, hari yang disucikan untuk Tuhan, hari dimana mereka berkumpul untuk berdoa dan mendengarkan firman Tuhan ditengah keluarga mereka. Mereka tidak keluar rumah.
Kepada Yesus diberikan gulungan kitab nabi Yesaya. Dia menemukan ayat yang berbunyi : Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku (Luk 4:18). Yesus menutup gulungan kitab itu dan mengembalikannya pada pelayan dan Ia duduk. Semua mata terarah kepadaNya dan mereka menunggu komentar atau penjelasan Yesus. Yesus kemudia memberikan komentar yang sangat singkat: Firman yang baru saja kalian dengarkan terpenuhi saat ini dalam diriKu. Apa yang dijanjikan terwujud dalam diri Yesus.
Sabda Tuhan terdiri dari sekian banyak nubuat dan pengajaran yang terwujud dalam diri Yesus. Tidak ada jalan lain untuk mengenal Yesus kecuali dengan membaca Kitab Suci. Santo Hironimus mengatakan: Tidak kenal kitab suci berarti tidak kenal Tuhan Yesus. Kita mengenal Tuhan dan bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan Yesus melalui firmanNya.
Marilah kita mencintai Tuhan dengan membaca dan merenungkan firmanNya. Pendalaman iman ditengah keluarga, ditengah lingkungan merupakan sarana yang baik untuk mendalami iman kita akan Tuhan Yesus dan firmanNya. Berbagi firman Tuhan akan memperkaya hidup kita dalam Yesus. Selamat membaca firman Tuhan. Tuhan memberkati kita semua. (ANM)