Halaman

    Social Items


Bacaan-bacaan liturgi hari ini berbicara tentang panggilan dan perutusan Yesaya, Paulus dan Petrus. Ketiga tokoh ini mengalami pengalaman yang dasyat akan kehadiran Tuhan yang sungguh merubah hidup mereka untuk siap melayani dan mewartakan kebesaran dan keagungan Tuhan. Ketika mereka menyadari kebesaran Tuhan dan kekuatan firman Tuhan, mereka merasa berdosa dan tidak pantas, namun Tuhan dengan caranya menyembuhkan dan menuntun mereka sampai akhirnya siap menjalankan perutusan Tuhan kemanapun Tuhan mengutus mereka.

Dalam Injil Lukas (5:1-11), penangkapan ikan yang ajaib membuat Petrus merasa berdosa. Dalam bacaan Yesaya (6:1-2a, 3-8), penampakan Tuhan yang mengagumkan membuat Yesaya berteriak  "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir." Sementara pengalaman jatuh dari kudanya membuat Saulus (Paulus) tidak dapat melihat dan dia menjadi buta. Dia merasa berdosa telah menganiaya pengikut-pengikut Kristus.

Tuhan Allah melalui Seraphin menyentuh bibir Yesaya dengan bara api akhirnya disucikan bibirnya dan ia siap diutus. Petrus diteguhkan oleh Yesus untuk menjadi penjala manusia dan dia bersama kawan-kawannya siap menjala manusia untuk dibawa kepada Yesus. Saulus sendiri setelah disembuhkan kebutaannya akhirnya siap menjadi rasul ulung dan pergi kemana-mana mewartakan wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus ke segala bangsa dan segala suku dan bahasa.

Menjadi penjala manusia membutuhkan penyerahan diri yang total. Petrus dan yang lainnya begitu mengalami kuasa Tuhan mereka meninggalkan segala-galanya lalu mengikuti Tuhan Yesus. Yesaya setelah mengalami kedasyatan Tuhan dan bibirnya disentuh dengan bara api, dia langsung siap di utus. "Ini aku, utuslah aku!" kata Yesaya. Sementara Saulus setelah pertobatannya namanya diganti menjadi Paulus dan dia siap menjalankan perutusan Tuhan dengan seluruh hidupnya.

Bagaimana dengan panggilan, pertobatan dan perutusan kita? Ketika semuanya tidak meyakinkan kita, ketika kita ragu, ketika kita lemah dan tak berdaya, kepada siapa kita mencari kekuatan? Yesus bersabda: datanglah kalian semua kepadaku, aku akan memberi kelegaan kepadamu. Tuhan jika memanggil seseorang tentu ada tujuan untuk diutus. Orang yang mendapat perutusan dari Tuhan, Tuhan menyertai, membimbing dan dan menjadi kekuatan bagi mereka. Kita jangan pernah takut menjalankan perutusan Tuhan karena itu adalah rahmat Tuhan. Selamat hari Minggu, Tuhan selalu memberkati kita Semua.(ANM)

Panggilan dan Perutusan


Bacaan-bacaan liturgi hari ini berbicara tentang panggilan dan perutusan Yesaya, Paulus dan Petrus. Ketiga tokoh ini mengalami pengalaman yang dasyat akan kehadiran Tuhan yang sungguh merubah hidup mereka untuk siap melayani dan mewartakan kebesaran dan keagungan Tuhan. Ketika mereka menyadari kebesaran Tuhan dan kekuatan firman Tuhan, mereka merasa berdosa dan tidak pantas, namun Tuhan dengan caranya menyembuhkan dan menuntun mereka sampai akhirnya siap menjalankan perutusan Tuhan kemanapun Tuhan mengutus mereka.

Dalam Injil Lukas (5:1-11), penangkapan ikan yang ajaib membuat Petrus merasa berdosa. Dalam bacaan Yesaya (6:1-2a, 3-8), penampakan Tuhan yang mengagumkan membuat Yesaya berteriak  "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir." Sementara pengalaman jatuh dari kudanya membuat Saulus (Paulus) tidak dapat melihat dan dia menjadi buta. Dia merasa berdosa telah menganiaya pengikut-pengikut Kristus.

Tuhan Allah melalui Seraphin menyentuh bibir Yesaya dengan bara api akhirnya disucikan bibirnya dan ia siap diutus. Petrus diteguhkan oleh Yesus untuk menjadi penjala manusia dan dia bersama kawan-kawannya siap menjala manusia untuk dibawa kepada Yesus. Saulus sendiri setelah disembuhkan kebutaannya akhirnya siap menjadi rasul ulung dan pergi kemana-mana mewartakan wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus ke segala bangsa dan segala suku dan bahasa.

Menjadi penjala manusia membutuhkan penyerahan diri yang total. Petrus dan yang lainnya begitu mengalami kuasa Tuhan mereka meninggalkan segala-galanya lalu mengikuti Tuhan Yesus. Yesaya setelah mengalami kedasyatan Tuhan dan bibirnya disentuh dengan bara api, dia langsung siap di utus. "Ini aku, utuslah aku!" kata Yesaya. Sementara Saulus setelah pertobatannya namanya diganti menjadi Paulus dan dia siap menjalankan perutusan Tuhan dengan seluruh hidupnya.

Bagaimana dengan panggilan, pertobatan dan perutusan kita? Ketika semuanya tidak meyakinkan kita, ketika kita ragu, ketika kita lemah dan tak berdaya, kepada siapa kita mencari kekuatan? Yesus bersabda: datanglah kalian semua kepadaku, aku akan memberi kelegaan kepadamu. Tuhan jika memanggil seseorang tentu ada tujuan untuk diutus. Orang yang mendapat perutusan dari Tuhan, Tuhan menyertai, membimbing dan dan menjadi kekuatan bagi mereka. Kita jangan pernah takut menjalankan perutusan Tuhan karena itu adalah rahmat Tuhan. Selamat hari Minggu, Tuhan selalu memberkati kita Semua.(ANM)
Comments
0 Comments

No comments