Halaman

    Social Items


Pada Minggu ini kita memasuki Minggu biasa ke-17 dan bacaan-bacaan pada Minggu (Kej. 18:20-33; Kol. 2:12-14; Luk. 11:1-13) ini menggambarkan bagaimana kita berdoa, bagaimana kita berhubungan dan meminta kepada Allah.

Ada seorang ibu yang sangat susah. Matanya tidak bercahaya dan mukanya murung sebab suaminya sudah bertahun-tahun terbaring sakit. Ibu ini sudah berdoa tetapi "belum" didengarkan. Pengalaman ibu ini kiranya bukan yang pertama dan satu-satunya. Masih banyak orang lain yang mempunyai pengalaman serupa. Jeritan hatinya tidak di dengarkan Tuhan meskipun berkali-kali mereka berdoa, novena, mengadakan ziarah dan meminta bantuan doa kesana-kemari. Apakah Tuhan begitu keras hati? Tapi ibu ini tetap terus berdoa meskipun belum didengarkan.

Dalam bacaan Injil (Lukas 11:1-13), Yesus mengajarkan doa "Bapa Kami" kepada murid-muridNya dan bagaimana harus berdoa kepada Tuhan dengan penuh iman, seperti kepada seorang sahabat dan kepada seorang bapak. Berdoa sebagaimana kepada Bapa dan sahabat ini adalah suatu hal yang baru karena pada saat itu orang Israel memandang Allah sebagai yang Mahatinggi, tak tersentuh. Namun Yesus membuat Allah menjadi begitu dekat melalui sapaan "Bapa" dan melalui perbandingan hubungan persahabatan.

Kita perlu berdoa kepada Tuhan seolah Ia adalah sahabat kita sendiri. Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana caranya kita harus berdoa dengan memberi perbandingan dari hubungan persahabatan. Tuhan bukanlah seperti seorang sahabat yang sudah punya waktu tidur dan tidak boleh diganggu. Dia dapat didekati di setiap waktu. Dia pasti akan mendengarkan doa kita apabila doa kita adalah seperti "orang yang tidak tahu malu."

Orang juga harus berdoa kepada Tuhan sebagai seorang Bapa yang baik. Tidak mungkin Tuhan mau mencelakai kita. Dia lebih dari seorang bapak. Akan tetapi kita perlu berdoa dengan tekun dan tidak kenal putus asa karena bukan kita yang menentukan kapan doa kita akan dikabulkan, tetapi Tuhan. Apabila doa kita sangat lama didengarkan, janganlah kita mengira bahwa Tuhan sudah tidak mendengarkan doa kita lagi. Tuhan bukan seperti bapak-bapak di dunia ini. Ia memberikan sesuatu yang jauh lebih tinggi daripada yang kita minta. Dia akan memberikan Roh-Nya sendiri.

Doa dan kasih kepada sesama tidak terpisahkan. Semangat yang menjiwai doa yang kita ungkapkan kepada Bapa dan Sahabat adalah semangat kasih dan solidaritas. Seperti dalam doa "Bapa Kami," barangsiapa berdoa, ia harus memberi kasih dan mengampuni sesamanya. Sudahkah kita tekun dalam doa meskipun belum didengar?

Selamat merayakan ekaristi, selamat hari Minggu. Semoga Tuhan memberkati kita dalam ketekunan doa kita setiap hari. (FMD-YVDW)

Berdoa Sebagaimana Kepada Bapak dan Sahabat


Pada Minggu ini kita memasuki Minggu biasa ke-17 dan bacaan-bacaan pada Minggu (Kej. 18:20-33; Kol. 2:12-14; Luk. 11:1-13) ini menggambarkan bagaimana kita berdoa, bagaimana kita berhubungan dan meminta kepada Allah.

Ada seorang ibu yang sangat susah. Matanya tidak bercahaya dan mukanya murung sebab suaminya sudah bertahun-tahun terbaring sakit. Ibu ini sudah berdoa tetapi "belum" didengarkan. Pengalaman ibu ini kiranya bukan yang pertama dan satu-satunya. Masih banyak orang lain yang mempunyai pengalaman serupa. Jeritan hatinya tidak di dengarkan Tuhan meskipun berkali-kali mereka berdoa, novena, mengadakan ziarah dan meminta bantuan doa kesana-kemari. Apakah Tuhan begitu keras hati? Tapi ibu ini tetap terus berdoa meskipun belum didengarkan.

Dalam bacaan Injil (Lukas 11:1-13), Yesus mengajarkan doa "Bapa Kami" kepada murid-muridNya dan bagaimana harus berdoa kepada Tuhan dengan penuh iman, seperti kepada seorang sahabat dan kepada seorang bapak. Berdoa sebagaimana kepada Bapa dan sahabat ini adalah suatu hal yang baru karena pada saat itu orang Israel memandang Allah sebagai yang Mahatinggi, tak tersentuh. Namun Yesus membuat Allah menjadi begitu dekat melalui sapaan "Bapa" dan melalui perbandingan hubungan persahabatan.

Kita perlu berdoa kepada Tuhan seolah Ia adalah sahabat kita sendiri. Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana caranya kita harus berdoa dengan memberi perbandingan dari hubungan persahabatan. Tuhan bukanlah seperti seorang sahabat yang sudah punya waktu tidur dan tidak boleh diganggu. Dia dapat didekati di setiap waktu. Dia pasti akan mendengarkan doa kita apabila doa kita adalah seperti "orang yang tidak tahu malu."

Orang juga harus berdoa kepada Tuhan sebagai seorang Bapa yang baik. Tidak mungkin Tuhan mau mencelakai kita. Dia lebih dari seorang bapak. Akan tetapi kita perlu berdoa dengan tekun dan tidak kenal putus asa karena bukan kita yang menentukan kapan doa kita akan dikabulkan, tetapi Tuhan. Apabila doa kita sangat lama didengarkan, janganlah kita mengira bahwa Tuhan sudah tidak mendengarkan doa kita lagi. Tuhan bukan seperti bapak-bapak di dunia ini. Ia memberikan sesuatu yang jauh lebih tinggi daripada yang kita minta. Dia akan memberikan Roh-Nya sendiri.

Doa dan kasih kepada sesama tidak terpisahkan. Semangat yang menjiwai doa yang kita ungkapkan kepada Bapa dan Sahabat adalah semangat kasih dan solidaritas. Seperti dalam doa "Bapa Kami," barangsiapa berdoa, ia harus memberi kasih dan mengampuni sesamanya. Sudahkah kita tekun dalam doa meskipun belum didengar?

Selamat merayakan ekaristi, selamat hari Minggu. Semoga Tuhan memberkati kita dalam ketekunan doa kita setiap hari. (FMD-YVDW)
Comments
0 Comments

No comments