Kadang-kadang kita merasa capek berdoa terutama saat-saat kita merasa Tuhan tidak mendengarkan doa-doa kita. Melalui bacaan-bacaan suci di hari Minggu biasa ke-29 ini, kita diundang dan di ajak oleh Tuhan Yesus untuk setia berdoa dan tentu saja doa orang beriman di dengarkan Tuhan.
Melalui perumpamaan dalam Injil Lukas 18:1-8, yang menceritakan seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan siapapun dan hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Kemudian ada seorang janda miskin yang meminta bantuannya menyelesaikan perkaranya dengan adil. Karena janda ini terus menerus datang meminta bantuannya dan mengganggunya, hakim inipun akhirnya luluh hatinya dan mengabulkan permohnannya dan iapun dimenangkan dalam perkaranya.
Yesus melalui perumpamaan ini mau mengajarkan kepada kita; lihat hakim yang tidak takut kepada Tuhan, karena dimintai terus menerus tergugah hatinya untuk membantu menyelesaikan perkara janda ini, apalagi Tuhan Bapa kita yang begitu baik, murah hati yang penuh belas kasih kepada kita. Dia akan selalu membantu kita anak-anakNya yang meminta belas kasih. Apalagi anak-anakNya yang percaya, yang melakukan kehendakNya, yang senantiasa berdoa, pasti Dia akan membantunya. Tuhan tidak akan mengulur-ulur waktu untuk menolong kita. Dia akan menolong kita.
Persoalan dan pertanyaan kita adalah kita sering mengharapkan apa yang kita minta saat itu, harus pula terpenuhi saat itu juga. Tuhan bukanlah mesin yang bisa sesegera mungkin langsung memenuhi apa yang kita minta kepadaNya. Tuhan menyayangi kita seperti seorang bapa yang menyayangi anaknya. Tuhan tidak ingin bahwa dengan pemberianNya, kita akan celaka. Tuhan menjawab doa kita pada saat yang tepat. Tuhan ingin kasih yang berlimpah untuk membangun persaudaraan di antara kita secara sempurna. Karena itu janganlah pernah putus asa. Berdoalah senantiasa dengan tak hentinya. Mohonlah terus menerus dengan setia. Doa yang terus menerus adalah sarana untuk membangun relasi pribadi dengan Dia dan juga diantara kita sesama umat manusia.
Musa dalam Keluaran 17:8-13 senantiasa berdoa bagi bangsa Israel, karena itu Israel memenangkan pertempuran melawan bangsa Amalek. Kalaupun Musa capek mengangkat tangannya, Harun membantunya supaya tangannya selalu terangkat. Musa terus menerus berdoa bagi kemenangan bangsa Israel. Sungguh doa merupakan ungkapan iman kita. Yang tidak percaya tentu tidak bisa berdoa dengan setia. Bukankah iman adalah dasar dari doa kita? Paulus dalam 2Timoteus 3:14 - 4:2 menegaskan pentingnya iman dalam doa.
Mari kita bertumbuh senantiasa dalam iman kita kepada Yesus melalui firmanNya dan melalui aktifitas rohani yang kita jalankan setiap hari. Selamat hari Minggu dan semoga berkat Allah senantiasa menyertai kita dalam perjuangan hidup setiap hari.(ANM)