Kebersamaan yang mau dikembangkan oleh Kristus diantara umat manusia membawa mereka kepada inti dari kehidupan mereka. Sebab kebersamaan itu berakar pada darahNya dan selalu mengajak orang untuk menjalin hubungan dengan orang lain, bahkan bila perlu dengan pengorbanan. Ekaristi yang oleh Gereja dianggap sebagai sakramen terluhur, sakramen mahakudus, bagi masyarakat pengikut Kristus merupakan suatu kenangan hidup akan pengorbanan diri Kristus yang total. Jeritan yang melengking dari darah yang ditumpahkan bagi kita itu bukanlah jeritan balas dendam, melainkan terutama jeritan untuk mengampuni, agar semua orang bersatu dan hidup.
Pada saat Gereja Katolik merayakan hari raya Tubuh dan Darah Kristus, sebenarnya kita menerima Kristus, Tubuh dan DarahNya, yang membagikan diri-Nya. Maka kita yang menerima-Nya harus bersedia pula membagikan diri kepada sesama. Atau dengan bahasa Yesus: kita harus bersedia pula menjadi roti dan minuman untuk orang lain.
Memahami dan mendalami makna perjanjian yang Tuhan buat dengan bangsa Israel dan perjanjian yang diperbaharui oleh Yesus dengan darahNya sendiri dengan kita saat ini adalah melalui ekaristi. Suatu perjanjian yang bersifat mengikat satu dengan yang lainnya. Dari pihak Tuhan, Tuhan berjanji akan melindungi, membimbing, menolong terutama disaat bahaya. Tuhan telah melaksanakannya dengan setia dengan mengutus nabi-nabiNya. Dari pihak bangsa Israel, mereka berjanji untuk setia mentaati dan menjalankan perintah-perintah Tuhan. Tentu saja bila janji tidak ditaati, ada sangsinya, ada hukumannya. Berulangkali bangsa Israel mendapat hukuman dari Tuhan karena mereka tidak setia mentaati apa yang telah mereka sepakati. Meski demikian Tuhan dengan penuh kasih tetap memaafkan bangsanya.
Yesus memperbaharui perjanjian ini. Pada perjamuan terakhir Yesus melalui kata dan tanda-tanda: mengambi roti, mengucap syukur, membagi-bagikan kepada para murid. Demikian juga mengambil anggur, mengucap syukur, membagikan pada mereka. Mereka semua makan dan minum lalu Yesus berkata: Inilah TubuhKu, Inilah DarahKu. Suatu transformasi yang luar biasa. Roti dan Anggur yang mengungkapkan hidupNya. Dia memberikan hidupNya untuk keselamatan kita manusia. Bukan lagi darah binatang yang menjadi meterainya melainkan hidupNya sendiri jadi meterai yang menjadi keselamatan bagi kita semua. Tuhan Yesus telah memberikan yang terbaik dari hidupNya, bagaimana kita membalas kebaikan Tuhan ini, tiada lain dengan mentaati perintah-perintahNya. Hidup sesuai dengan apa yang diajarkanNya kepada kita.
Bila kita memahami dengan baik apa yang Yesus katakan melalui simbol, tanda-tanda ini yang terungkap lewat sengsara dan wafatNya di kayu salib, kita akan mengerti dan selanjutnya bersatu dengan Kristus melalui komuni kudus mempunyai arti yang sangat spesial bagi yang menerimanya. Saat komuni adalah saat yang kudus. Saat dimana yang Kudus mau tinggal dan bersemayam dalam tubuh kita yang hina dan berdosa ini. Karena itu pentingnya persiapan batin dalam mempersiapkan diri menerima Yesus dalam hidup kita.
Semoga Komuni menjadi kerinduan kita untuk menerima Yesus dan selanjutnya menjadi orang yang setia kepada Yesus dan ajaran-ajaranNya.