Setelah menyampaikan perihal kerajaan surga melalui sabda bahagia, Yesus mulai mengajarkan hal-hal yang sangat berkaitan dengan hidup bersama dengan orang lain. Pengajaran tentang mengasihi musuh-musuh kita. Secara manusiawi tentu tidak gampang mengasihi orang yang membenci kita, yang memusuhi kita dan yang menganiaya kita. Keinginan untuk membalasnya sangat manusiawi, namum di Minggu biasa VII ini, melalui bacaan-bacaan (1Samuel 26:2,7-9,12-13,22-23; 1Korintus 15:45-49; Lukas 6:27-38) hari ini, kita diajak untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Yesus berkata kasihilah, berbuat baiklah dan berdoalah bagi mereka yang membenci kamu.
Mengasihi sesama, baik yang jahat maupun yang baik adalah sifat-sifat khas Kristiani, karena Kristus sendiri yang senantiasa mengasihi, mendoakan dan mengampuni mereka yang menganiaya diriNya sampai mati di kayu salib.
Paulus kepada jemaatnya di Roma menuliskan; Bukankah kita yang berdosa, artinya yang bermusuhan dengan Tuhan Allah telah ditebusNya berkat sengsara, wafat dan kebangkitanNya. Tuhan Allah telah mendamaikan kita melalui Yesus putraNya yang terkasih. Apa jasa kita sementara kita hidup dalam dosa namun Kristus mau berkorban demi keselamatan kita.
Supaya kita bisa memiliki sifat dan semangat mau mengampuni sesama yang bersalah kepada kita, apalagi yang membenci dan memusuhi kita, kita belajar dari Tuhan Yesus sendiri yang tidak mencari keuntungan bagi diriNya sendiri, melainkan keselamatan bagi banyak orang.
Yesus mengajarkan kita kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Karena itu, bila seseorang yang menyebut dirinya murid Tuhan namun tidak ada kasih sama sekali dalam dirinya, maka mereka tidak pantas disebut Kristiani atau anak-anak Allah. Melalui baptisan yang kita terima, kita sungguh-sungguh anak-anak Allah.
Hendaklah kamu sempurna dan berbelaskasih seperti Bapamu disurga penuh belas kasih dan sempurna apa adanya. Kasih yang sempurna tidak ada batasnya. Yang Ia kehendaki dan yang Ia lakukan adalah kebaikan bagi orang lain. Apa yang kita dengarkan dalam Injil hari ini dan kedua bacaan yang lainnya memberikan peneguhan akan apa yang Tuhan Yesus ajarkan. Saul yang iri hati akan Daud ingin membunuh Daud, namun tangan Tuhan menyertai Daud. Meskipun ada kesempatan yang mudah untuk membunuh Saul, tetapi Daud tidak memakai kesempatan itu. Ia mengatakan; Jangan bunuh dia karena dia juga diurapi oleh Tuhan. Daud tidak membalas kejahatan yang dirancang oleh Saul. Sebagaimana Adam yang pertama yang karena ketidaktaatannya kita semua jatuh kedalam dosa, namun Adam yang terakhir yaitu Yesus karena ketaatanNya telah menyelamatkan kita.
Selamat merenungkan firman Tuhan dan menghayatinya. Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati kita semua.(ANM)