Minggu ini kita berada dalam minggu IV masa prapaskah, berarti sudah separuh jalan yang kita lewati. Minggu ini disebut minggu Laetare yang artinya minggu gembira. Mengapa disebut minggu gembira? Bacaan-bacaan minggu (Yosua 5:9a,10-12; 2Korintus 5:17-21; Lukas 15:1-3,11-32) ini kiranya dapat membantu kita memahami kegembiraan ini. Melalui antiphon pembukaan: Bergembiralah bersama Yerusalem. Bersorak gembiralah. Puaskan hatimu, nikmatilah hiburan berlimpah. Dan kegembiraan ini karena belas kasih Allah yang begitu besar kepada manusia. Kasih dan pengampunan dari Tuhan yang tiada batasnya.
Belas kasih Tuhan yang sangat nampak melalui bacaan Injil. Melalui perumpamaan anak yang hilang. Tuhan memberi kebebasan pada manusia. Anak bungsu meminta harta kepada bapanya dan ia pergi menghabiskan hartanya dengan berfoya-foya bersama pelacur. Hidup dengan berdosa yang akhirnya suatu saat semua yang dimilikinya habis untu berbuat dosa. Dia sudah kehilangan martabatnya sebagai manusia. Hidup tidak layak, selayaknya manusia. Dia makan dari sisa-sisa makanan babi. Sementara ketika bersama bapanya, dia selalu berlimpah apa saja. Dia sadar akan perbuatan yang durhaka ini. Dia memutuskan untuk kembali kepada bapa. Dia malu sekali tentunya, karena itu dia mau jadi karyawan bapanya karena sudah tidak layak lagi sebagai anak bapa.
Dalam bacaan kedua, Paulus menunjukan belas kasih Bapa melalui Yesus Kristus putraNya. Dan bacaan pertama yang berceritera tentang kegembiraan bangsa Israel memasuki Kanaan, negeri yang berlimpah susu dan madu.
Ketika si anak sulung durhaka ini kembali kepada bapa, dia minta maaf dan disambut oleh sang bapa dengan penuh kasih. Dicium, dirangkul dan memberikan pakaian baru, sepatu, cincin dan pesta besar dengan mengundang banyak orang. Anakku yang sudah mati hidup kembali. Betapa besar sukacita kegembiraan menemukan kembali anak meski telah berkhianat dan durhaka ini.
Anak sulung melihat bapanya memperlakukan adiknya begitu istimewa, dia sangat marah dan tidak mau ikut pesta. Dia marah! Bertahun-tahun aku mengembalakan ternak bapa, seekorpun belum pernah bapa sembelih supaya aku juga bisa berpesta dengan teman-temanku. Ini anak yang durhaka yang telah memboroskan harta, bapa menerima kembali dengan pesta besar.
Ini sebuah perumpamaan yang Yesus ajarkan untuk menunjukkan Bapa yang penuh belas kasih kepada kita pendosa. Dari perumpamaan itu mari kita memposisikan diri kita: kita termasuk anak yang mana? Anak bungsu yang durhaka yang kemudian menyesal dan bertobat? Ataukah kita seperti anak yang sulung yang berbakti namun ketika adiknya diterima kembali dia marah, kecewa dan tidak mau ikut pesta. Tidak senang orang berdosa diterima kembali. Renungkan dalam-dalam. Begitulah besar kasih Allah kepada kita pendosa. Inilah yang membuat kita bergembira senantiasa yang mempunyai Allah yang selalu mengampuni kita. Maka jadikanlah masa-masa puasa ini untuk mencari Tuhan dan menemukan Dia.
Selamat berpuasa dan berpantang, selamat mencari Tuhan. Dan selamat berhari Minggu, Tuhan memberkati kita semua.(ANM)