Minggu ini Gereja Katolik memasuki masa prapaskah V. Bacaan-bacaan liturgi minggu ini (Yesaya 43:16-21; Filipi 3:8-14; Yohanes 8:1-11) mengundang kita untuk menerima sesuatu yang baru yang Tuhan tunjukan kepada kita.
Pertobatan Santo Paulus adalah sesuatu yang baru, bagaimana setelah berjumpa dengan Tuhan Yesus, hidupnya berubah total menjadi manusia baru. Perempuan yang tertangkap basah berbuat zinah yang seharusnya dihukum mati dengan di rajam, setelah berjumpa dengan Yesus ia mengalami sesuatu yang baru. Tuhan tidak menghukum dia, Tuhan meminta dia pergi dan jangan berbuat dosa lagi.
Tiga dosa yang dikatakan sebagai dosa berat dan yang hukumannya juga berat adalah berzinah, berhala dan membunuh. Masing-masing mempunyai dasar hukumnya. Perkawinan adalah kudus maka bila orang mencoreng kekudusan ini dengan berzinah maka hukumannya adalah mati. Membunuh juga hukumannya mati karena hidup ini berasal dari dan milik Allah. Orang membunuh artinya mau menyaingi Allah, hukumannya juga berat. Demikian dengan berhala. Hanya Allah yang disembah. Berhala berarti menyembah allah-allah lain. Tuhan tidak menginginkan adanya allah yang lain.
Yesus dijebak oleh ahli kitab dan kaum farisi dengan pertanyaan nakal. Secara hukum, orang yang kedapatan berzinah hukumannya mati di rajam. Sementara Yesus mengar tentang memaafkan. Orang harus selalu memaafkan. Bila Yesus menjawab dengan: bebaskan dia, maafkan dia maka Yesus menyalahi hukum Musa. Bila Yesus menjawab dengan dilempari batu sampai mati maka pengajaran Yesus tentang memaafkan tidak mempunyai kekuatan apa-apa lagi. Mereka akan mengatakan ajaranmu dengan kenyataan sangat jauh. Yesus berada dalam posisi yang serba salah.
Setelah menulis ditanah, Yesus menceritakan kepada mereka bagaimana belas kasih Allah kepada pendosa. Kemudia Yesus mengangkat muka dan berbicara: Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. Tidak ada yang berani melemparkan batu batu karena mereka sadar mereka juga berdosa. Kepada perempuan itu Yesus berkata: Akupun tidak menghukum engkau, pergilah dan mulai sekarang jangan berbuat dosa lagi. Yesus tidak melihat dosa-dosa masa lalu tetapi melihatkasih dan belaskasih. Melihat kedepan. Orang bisa berubah.
Pelajaran berharga dari peristiwa ini yang patut kita renungkan: Jangan mengadili supaya kita tidak diadili. Jangan hanya melihat kesalahan seseorang tanpa memberikan kesempatan untuk berubah. Dari Yesus kita belajar dengan melihat kesucian, kebaikan yang masih bisa terjadi pada orang berdosa bila ia bertobat. Orang masih bisa berubah. Orang berdosapun bisa menjadi kudus. Tradisi mengatakan perempuan yang berdosa ini adalah Maria Magdalena. Dia kemudian menjadi orang kudus bukan? Demikian dengan Santo Paulus diaman sebelumnya dia merupakan seorang pembunuh yang ditakuti namun setelah berjumpa dengan Yesus, ia kemudian berubah total. Dan sekarang ia menjadi Santo bukan?
Sesungguhnya kita juga adalah manusia kotor karena dosa. Bila kita bertobat, kita juga bisa menjadi kudus. Selamat menyucikan diri dan selamat berhari Minggu. Tuhan memberkati kita semua dengan rahmat-Nya. (ANM)