Halaman

    Social Items


Bacaan-bacaan Kitab Suci Minggu ini menggambarkan tentang kedamaian. Dalam Yes. 66:10-14c dan juga Gal. 6:14-18 mau menggambarkan tentang sukacita yang besar dan damai sejahtera dan rahmat atas orang-orang yang mencintai Tuhan.

Dalam bacaan Injil ( Luk. 10:1-12,17-20) Yesus memberikan pesan pada murid-murid yang diutusNya. Mereka diutus ke tempat-tempat yang hendak dikunjungiNya untuk mempersiapkan kedatanganNya. Yesus mengingatkan tentang panenan yang besar namun pekerja sedikit, maka mereka perlu berdoa agar pekerja semakin ditambahkan untuk panenan ini.

Dalam Injil ada beberapa pesan yang disampaikan Yesus kepada para muridNya. Pesan yang menarik adalah mereka akan diutus seperti anak domba di tengah-tengah serigala. Domba digambarkan sebagai hewan yang lemah seperti kita manusia, sementara serigala merupakan hewan yang kuat dan buas seperti dunia yang buas dengan banyak tantangannya.

Dari perumpamaan tersebut, Yesus mau mengatakan bahwa kita sebagai domba yang lemah memberitakan Kerajaan Allah kepada dunia yang "buas" seperti seriga dan akhirnya menaklukkan dunia adalah sebuah mujizat. Darimana mujizat itu? Mujizat itu datangnya dari Allah. Jika kita mewartakan KerajaanNya atas kuasaNya maka kita akan melihat cara kerja Allah. Seperti itulah yang dikerjakan Allah melalui Yesus.

Kita sendiri sebagai orang kristiani kadang tidak menyadari bahwa Yesus, Allah yang empunya segala kekuasaan rela merendahkan diriNya sebagai anak domba yang dibawa ke tempat pembantaian. Ia diserahkan karena kebengisan dan kebejatan dosa-dosa kita. Namun kematianNya justru membawa penebusan dan keselamatan bagi kita. KelembutanNya justru mengubah kita. Ini juga diteladani para martir. Darah para martir merupakan benih bagi Gereja. Semakin bertambah jumlah martir, Gereja akan semakin besar dan dunia dipengaruhi dengan kehadirannya. Semakin dimangsa, semakin bertambah jumlah domba.

Walaupun situasi dunia tidak bersahabat, para murid tak boleh memperlengkai diri atau membela dirinya dengan kekuasaan atau uang atau harta. Yang mereka andalkan hanyalah Tuhan. Maka kita juga tidak perlu takut bila kedegilan hati orang atau kekuasaan yang lebih besar merintangi perutusan kita. Kita tak perlu galau jika pengorbanan dan pelayanan kita tampaknya sia-sia. Tuhanlah pelaksana utama misi Gereja. Tuhan sendirilah yang kemudian akan berkarya untuk mereka yang menolak pelayanan kita. Pengorbana dan penyerahan diri pada Tuhan harus menjadi semangat bagi kita para murid-muridNya.

Selamat menjalani perutusan, semoga Tuhan menyertai kita. Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati kita semua.(FMD-YVDW)

Aku Mengutus Kamu Seperti Anak Domba ke Tengah-Tengah Serigala


Bacaan-bacaan Kitab Suci Minggu ini menggambarkan tentang kedamaian. Dalam Yes. 66:10-14c dan juga Gal. 6:14-18 mau menggambarkan tentang sukacita yang besar dan damai sejahtera dan rahmat atas orang-orang yang mencintai Tuhan.

Dalam bacaan Injil ( Luk. 10:1-12,17-20) Yesus memberikan pesan pada murid-murid yang diutusNya. Mereka diutus ke tempat-tempat yang hendak dikunjungiNya untuk mempersiapkan kedatanganNya. Yesus mengingatkan tentang panenan yang besar namun pekerja sedikit, maka mereka perlu berdoa agar pekerja semakin ditambahkan untuk panenan ini.

Dalam Injil ada beberapa pesan yang disampaikan Yesus kepada para muridNya. Pesan yang menarik adalah mereka akan diutus seperti anak domba di tengah-tengah serigala. Domba digambarkan sebagai hewan yang lemah seperti kita manusia, sementara serigala merupakan hewan yang kuat dan buas seperti dunia yang buas dengan banyak tantangannya.

Dari perumpamaan tersebut, Yesus mau mengatakan bahwa kita sebagai domba yang lemah memberitakan Kerajaan Allah kepada dunia yang "buas" seperti seriga dan akhirnya menaklukkan dunia adalah sebuah mujizat. Darimana mujizat itu? Mujizat itu datangnya dari Allah. Jika kita mewartakan KerajaanNya atas kuasaNya maka kita akan melihat cara kerja Allah. Seperti itulah yang dikerjakan Allah melalui Yesus.

Kita sendiri sebagai orang kristiani kadang tidak menyadari bahwa Yesus, Allah yang empunya segala kekuasaan rela merendahkan diriNya sebagai anak domba yang dibawa ke tempat pembantaian. Ia diserahkan karena kebengisan dan kebejatan dosa-dosa kita. Namun kematianNya justru membawa penebusan dan keselamatan bagi kita. KelembutanNya justru mengubah kita. Ini juga diteladani para martir. Darah para martir merupakan benih bagi Gereja. Semakin bertambah jumlah martir, Gereja akan semakin besar dan dunia dipengaruhi dengan kehadirannya. Semakin dimangsa, semakin bertambah jumlah domba.

Walaupun situasi dunia tidak bersahabat, para murid tak boleh memperlengkai diri atau membela dirinya dengan kekuasaan atau uang atau harta. Yang mereka andalkan hanyalah Tuhan. Maka kita juga tidak perlu takut bila kedegilan hati orang atau kekuasaan yang lebih besar merintangi perutusan kita. Kita tak perlu galau jika pengorbanan dan pelayanan kita tampaknya sia-sia. Tuhanlah pelaksana utama misi Gereja. Tuhan sendirilah yang kemudian akan berkarya untuk mereka yang menolak pelayanan kita. Pengorbana dan penyerahan diri pada Tuhan harus menjadi semangat bagi kita para murid-muridNya.

Selamat menjalani perutusan, semoga Tuhan menyertai kita. Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati kita semua.(FMD-YVDW)
Comments
0 Comments

No comments