Halaman

    Social Items


Puncak selalu menampakkan keindahan, kesejukan, kedamaian, ketenangan dan sukacita. Semua orang pasti menuju puncak, entah itu puncak karir, puncak kesuksesan atau bahkan puncak penderitaan. Dan di titik itulah perlu ada keputusan, kemana harus melangkah.

Di Minggu Prapaskah II ini, bacaan Injil kali ini mengambil tema transfigurasi Yesus di atas gunung Tabor. Puncak gunung Tabor menjadi saksi Sidang Agung. Yesus dipermuliakan dihadapan Musa, Elia dan ketiga murid-Nya. Musa sebagai pemegang loh batu di puncak Sinai dan sebagai pelaksana dan pengendali hukum Taurat, sementara Elia menjadi perwakilan para nabi perjanjian lama dan Yesus sebagai pemegang kontrak perjanjian baru dan eksekutor dari sidang agung tersebut. Selain itu ada ketiga murid Yesus sebagai pengamat sidang dengan kualitas kemuridan yang relatif berbeda dan mudah hanyut dalam kepentingan lahiriah. Bagaimana Petrus yang berjanji tidak akan menyangkal Yesus, tapi akhirnya menyangkal juga. Yakobus dan Yohanes yang mengikuti Yesus dengan harapan menjadi asisten Yesus, satu dikiri dan satu di kanan.

Suasana sidang itu berlangsung begitu akrab, penuh damai dan sukacita bahkan terlihat pancaran cahaya gemilang dalam diri ketiganya. Pengalaman sidang ini tidak pernah terjadi dalam sidang manapun di dunia ini, yang tentunya marak dengan boncengan kepentingan sehingga membuat sidang penuh emosi dan ketegangan, bahkan menimbulkan keributan.

Hasil sidang kemudian dikukuhkan oleh Allah Bapa dengan suara agung-Nya dengan menegaskan kualitas keilahian Yesus. "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Apa arti ini semua?

"Inilah Anak yang Kukasihi" yang mengartikan bahwa Yesus adalah Putera terbaik yang sangat disayangi dan patut dikasihi. Tak mungkin dilepas dan diberikan kepada orang lain. Sanggupkah kita juga mau melepaskan apapun yang terbaik dan yang paling kita sayangi dalam kehidupan kita?

"Kepada-Nyalah Aku berkenan" yang mengartikan bahwa Putera Allah adalah milik Allah, namun berani di lepaskan untuk kepentingan orang banyak. Bapa surgawi sudah berkenan memberikan kepada kita maka tidak ada pilihan lain selain kita harus menerima Dia. Berbahagialah kita pendosa yang berkenan diterima oleh Putera Allah.

"Dengarkanlah Dia" yang mengartikan bahwa siapapun yang berpapasan dengan Yesus selama jalan penderitaan, entah itu para penjahat maupun orang banyak dan murid yang setia di jalan penderitaan-Nya, pasti mendengar sapaan suara-Nya. Sapaan penuh kesucian dan berlimpah pengampunan yang terurai dalam tujuh sabda salib.
  1. Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat (Lukas 23:34) : Kepada semua yang mengiringi Dia di jalan salib.
  2. Sesungguhnya, hari ini juga kamu akan bersama Aku di dalam Firdaus (Lukas 23:43) : Kepada penyamun yang disalibkan bersama Dia.
  3. Ibu, inilah anakmu! – Inilah ibumu! (Yohanes 19:26-27) : Kepada ibuNya dan murid yang dikasihiNya.
  4. Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27:46 & Markus 15:34) : Sebutlah namaNya, maka Dia akan menjawab kerinduanmu.
  5. Aku haus! (Yohanes 19:28) : Jika haus akan kebenaran maka cintailah kebenaran itu.
  6. Sudah selesai (Yohanes 19:30) : Perkara apapun yang dihadapi harus ada solusi penyelesaiannya.
  7. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku (Lukas 23:46) : Hidup ini tidak ada gunanya di pertahankan melainkan harus diserahkan kepada empunya yaitu Tuhan sendiri sehingga ada pancaran cahaya kemuliaan seperti di puncak Tabor.


Selamat berhari Minggu. Tuhan memberkati kita semua.(AB)

Sidang Agung : Yesus Di Permuliakan


Puncak selalu menampakkan keindahan, kesejukan, kedamaian, ketenangan dan sukacita. Semua orang pasti menuju puncak, entah itu puncak karir, puncak kesuksesan atau bahkan puncak penderitaan. Dan di titik itulah perlu ada keputusan, kemana harus melangkah.

Di Minggu Prapaskah II ini, bacaan Injil kali ini mengambil tema transfigurasi Yesus di atas gunung Tabor. Puncak gunung Tabor menjadi saksi Sidang Agung. Yesus dipermuliakan dihadapan Musa, Elia dan ketiga murid-Nya. Musa sebagai pemegang loh batu di puncak Sinai dan sebagai pelaksana dan pengendali hukum Taurat, sementara Elia menjadi perwakilan para nabi perjanjian lama dan Yesus sebagai pemegang kontrak perjanjian baru dan eksekutor dari sidang agung tersebut. Selain itu ada ketiga murid Yesus sebagai pengamat sidang dengan kualitas kemuridan yang relatif berbeda dan mudah hanyut dalam kepentingan lahiriah. Bagaimana Petrus yang berjanji tidak akan menyangkal Yesus, tapi akhirnya menyangkal juga. Yakobus dan Yohanes yang mengikuti Yesus dengan harapan menjadi asisten Yesus, satu dikiri dan satu di kanan.

Suasana sidang itu berlangsung begitu akrab, penuh damai dan sukacita bahkan terlihat pancaran cahaya gemilang dalam diri ketiganya. Pengalaman sidang ini tidak pernah terjadi dalam sidang manapun di dunia ini, yang tentunya marak dengan boncengan kepentingan sehingga membuat sidang penuh emosi dan ketegangan, bahkan menimbulkan keributan.

Hasil sidang kemudian dikukuhkan oleh Allah Bapa dengan suara agung-Nya dengan menegaskan kualitas keilahian Yesus. "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Apa arti ini semua?

"Inilah Anak yang Kukasihi" yang mengartikan bahwa Yesus adalah Putera terbaik yang sangat disayangi dan patut dikasihi. Tak mungkin dilepas dan diberikan kepada orang lain. Sanggupkah kita juga mau melepaskan apapun yang terbaik dan yang paling kita sayangi dalam kehidupan kita?

"Kepada-Nyalah Aku berkenan" yang mengartikan bahwa Putera Allah adalah milik Allah, namun berani di lepaskan untuk kepentingan orang banyak. Bapa surgawi sudah berkenan memberikan kepada kita maka tidak ada pilihan lain selain kita harus menerima Dia. Berbahagialah kita pendosa yang berkenan diterima oleh Putera Allah.

"Dengarkanlah Dia" yang mengartikan bahwa siapapun yang berpapasan dengan Yesus selama jalan penderitaan, entah itu para penjahat maupun orang banyak dan murid yang setia di jalan penderitaan-Nya, pasti mendengar sapaan suara-Nya. Sapaan penuh kesucian dan berlimpah pengampunan yang terurai dalam tujuh sabda salib.
  1. Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat (Lukas 23:34) : Kepada semua yang mengiringi Dia di jalan salib.
  2. Sesungguhnya, hari ini juga kamu akan bersama Aku di dalam Firdaus (Lukas 23:43) : Kepada penyamun yang disalibkan bersama Dia.
  3. Ibu, inilah anakmu! – Inilah ibumu! (Yohanes 19:26-27) : Kepada ibuNya dan murid yang dikasihiNya.
  4. Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Matius 27:46 & Markus 15:34) : Sebutlah namaNya, maka Dia akan menjawab kerinduanmu.
  5. Aku haus! (Yohanes 19:28) : Jika haus akan kebenaran maka cintailah kebenaran itu.
  6. Sudah selesai (Yohanes 19:30) : Perkara apapun yang dihadapi harus ada solusi penyelesaiannya.
  7. Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku (Lukas 23:46) : Hidup ini tidak ada gunanya di pertahankan melainkan harus diserahkan kepada empunya yaitu Tuhan sendiri sehingga ada pancaran cahaya kemuliaan seperti di puncak Tabor.


Selamat berhari Minggu. Tuhan memberkati kita semua.(AB)

Comments
0 Comments

No comments