Halaman

    Social Items


Dalam kitab Yosua (24:1-2, 17-17, 18b) mengisahkan bagaimana bangsa Yahudi setelah menaklukkan tanah terjanji, Yosua mengajak mereka kembali untuk menentukan pilihan mereka. Mereka diminta untuk memilih antara 'allah-allah' mereka atau menyembah Allah. Setelah Yosua menantang mereka, Yosua bersumpah: aku dan segenap keluargaku, kami menyembah Tuhan Allah. Merekapun dengan bulat hati berkata: jaulah dari kami meninggalkan Tuhan untuk beribadah kepada 'allah-allah' lain. Dialah yang telah menuntun kita keluar dari perbudakan di Mesir. Banyak mujizat yang telah dikerjakan di depan mata kami. Kami hanya mau beribadah kepada Tuhan, Dialah Allah kita. Pengalaman bertahun-tahun dalam perjalanan mereka sampai tanah terjanji mengalami pergolakan iman antara menyembah Allah dan meyembah dewa-dewa kafir (berhala).

Dalam Injil Yohanes (6:60-69) menggambarkan situasi yang sama. Ketika Yesus mengajar mereka bahwa untuk menjadi murid-muridNya, orang harus meninggalkan segala-galanya, menyangkal diri, memikul salibnya sendiri dan mengikutiNya.

Banyak dari antara murid-muridNya menganggap pengajaran Yesus ini keras dan pedas. Jikalau begini kerasnya tuntutan pengajaranNya, siapa yang akan selamat dan berapa orang yang selamat? Mereka tidak mampu memahami dan akhirnya menolak dan mereka meninggalkan Yesus. Melihat mereka meninggalkan Yesus, Yesus bertanya pada para muridnya (12 murid) apakah kalian juga mau pergi seperti mereka? Petrus menjawab, kepada siapa kami akan pergi? SabdaMu adalah sabda kehidupan yang kekal. Engkaulah yang Kudus dari Allah. Dan itu artinya mereka tetap setia mengikuti Yesus.

Kasih akan Tuhan mendorong baik bangsa Israel maupun murid-murid Tuhan untuk setia kepadaNya. Mengikuti Yesus dengan sungguh-sungguh memang ada tuntutan yang harus dipenuhi. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus (Ef. 5:21-32) menggambarkan kasih Kristus yang begitu besar, yang begitu hangat pada GerejaNya seperti kasih suami istri. Paulus mengatakan rahasia, misteri ini sungguh besar yakni hubungan Kristus dengan GerejaNya. Kasih suami istri adalah gambaran kasih Kristus dengan GerejaNya.

Kita ingat kembali pada awal kisah penciptaan, Allah menciptakan manusia segambar dengan diriNya. Dalam diri Yesus menjadi nyata gambaran Allah yang mengasihi kita. Seorang kristiani yang sejati adalah dia yang mencintai GerejaNya seperti Kristus yang mencintai GerejaNya. Kita diajak untuk memiliki hati seperti Hati Tuhan Yesus yang penuh kasih dan belaskasih kepada kita.

Selamat berhari Minggu, semoga kita menjadi saluran kasih Allah bagi sesama. Tuhan memberkati. (ANM)

SabdaMu adalah Hidup Kekal


Dalam kitab Yosua (24:1-2, 17-17, 18b) mengisahkan bagaimana bangsa Yahudi setelah menaklukkan tanah terjanji, Yosua mengajak mereka kembali untuk menentukan pilihan mereka. Mereka diminta untuk memilih antara 'allah-allah' mereka atau menyembah Allah. Setelah Yosua menantang mereka, Yosua bersumpah: aku dan segenap keluargaku, kami menyembah Tuhan Allah. Merekapun dengan bulat hati berkata: jaulah dari kami meninggalkan Tuhan untuk beribadah kepada 'allah-allah' lain. Dialah yang telah menuntun kita keluar dari perbudakan di Mesir. Banyak mujizat yang telah dikerjakan di depan mata kami. Kami hanya mau beribadah kepada Tuhan, Dialah Allah kita. Pengalaman bertahun-tahun dalam perjalanan mereka sampai tanah terjanji mengalami pergolakan iman antara menyembah Allah dan meyembah dewa-dewa kafir (berhala).

Dalam Injil Yohanes (6:60-69) menggambarkan situasi yang sama. Ketika Yesus mengajar mereka bahwa untuk menjadi murid-muridNya, orang harus meninggalkan segala-galanya, menyangkal diri, memikul salibnya sendiri dan mengikutiNya.

Banyak dari antara murid-muridNya menganggap pengajaran Yesus ini keras dan pedas. Jikalau begini kerasnya tuntutan pengajaranNya, siapa yang akan selamat dan berapa orang yang selamat? Mereka tidak mampu memahami dan akhirnya menolak dan mereka meninggalkan Yesus. Melihat mereka meninggalkan Yesus, Yesus bertanya pada para muridnya (12 murid) apakah kalian juga mau pergi seperti mereka? Petrus menjawab, kepada siapa kami akan pergi? SabdaMu adalah sabda kehidupan yang kekal. Engkaulah yang Kudus dari Allah. Dan itu artinya mereka tetap setia mengikuti Yesus.

Kasih akan Tuhan mendorong baik bangsa Israel maupun murid-murid Tuhan untuk setia kepadaNya. Mengikuti Yesus dengan sungguh-sungguh memang ada tuntutan yang harus dipenuhi. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus (Ef. 5:21-32) menggambarkan kasih Kristus yang begitu besar, yang begitu hangat pada GerejaNya seperti kasih suami istri. Paulus mengatakan rahasia, misteri ini sungguh besar yakni hubungan Kristus dengan GerejaNya. Kasih suami istri adalah gambaran kasih Kristus dengan GerejaNya.

Kita ingat kembali pada awal kisah penciptaan, Allah menciptakan manusia segambar dengan diriNya. Dalam diri Yesus menjadi nyata gambaran Allah yang mengasihi kita. Seorang kristiani yang sejati adalah dia yang mencintai GerejaNya seperti Kristus yang mencintai GerejaNya. Kita diajak untuk memiliki hati seperti Hati Tuhan Yesus yang penuh kasih dan belaskasih kepada kita.

Selamat berhari Minggu, semoga kita menjadi saluran kasih Allah bagi sesama. Tuhan memberkati. (ANM)
Comments
0 Comments

No comments