Masa puasa adalah waktu menyeberangi padang gurun selama 40 tahun bagi bangsa Israel, 40 hari bagi Tuhan Yesus berada di padang gurun, 40 hari bagi kita melaksanakan masa puasa dimana kita menyeberangi masa-masa ini untuk bersama-sam Tuhan mencapai kebangkitanNya. Itulah sebabnya diawal puasa ini, hari Minggu pertama masa puasa ini, Injil (Lukas 4:1-13) mengajak kita merenungkan cobaan-cobaan di padang gurun dan kedua bacaan lainnya (Ulangan 26:4-10 & Roma 10:8-13) mengajak kita untuk menghayati lebih serius lagi iman yang telah kita miliki ini.
Sesudah di baptis, Yesus dibawa oleh roh ke padang gurun. Di sana situasinya bukan hanya kering dan tenang namun juga banyak kesulitan-kesulitan yang menantang. Terutama setelah 40 hari 40 malam Yesus tidak makan dan minum. Sebagai manusia, Dia merasakan lapar dan haus.
Saat-saat seperti ini cobaan satu persatu mendatangi Dia. Iblis dengan kepintarannya merayu, mengagungkan dan memuji-muji Yesus sebagai putra Allah. Engakau adalah putra Allah. Engkau adalah anak Allah. Sekarang buktikanlah keallahanMu dengan membuat batu menjadi roti. Jawab Yesus, manusia tidak hidup dari roti saja melainkan dari setiap firman Tuhan. Tidak mempan, iblis kembali menggoda Yesus: Sembah aku, aku akan memberikan kepadaMu seluruh kerajaan di dunia ini. Yesus menjawab, hanya Allah yang di sembah. Tidak mempan, iblis kembali melancarkan godaannya yang ketiga, Engkau putra Allah, jatuhkan diriMu kebawah. Kembali Yesus menjawab, Jangan mencobai Tuhan Allahmu. Semua cobaan itu dipatahkan oleh Yesus karena Yesus mempunyai pegangan yang kuat yaitu firman Tuhan.
Kitab Ulangan menceritakan tentang pengalaman pahit yang mereka alami di Mesir. Sungguh menderita dan mereka berteriak minta tolong kepada Tuhan. Tuhan membebaskan mereka. Mereka kemudian menyeberangi laut merah, padang gurun dan yang setia sampai akhir mereka tiba di tanah terjanji, tanah Kanaan yang melimpah susu dan madunya.
Sementara dalam kitab Roma mengisahkan hidup orang-orang Kristiani yang mengembara seperti bangsa Israel di padang gurun. Melalui penderitaan, salib dan kebangkitan Tuhan Yesus, kita manusia perjanjian baru dibebaskan dari kuasa dosa. Buah dari penebusan ini adalah ucapan syukur kepada Tuhan. Itulah ekaristi yang kita rayakan setiap hari. Betapa besar kasih Allah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan betapa besar kasih Tuhan Yesus membebaskan kita dari kuasa maut yaitu dosa. Karena pembebasan ini, baik bangsa Israel dan kita, mari kita mengucap syukur senantiasa kepada Tuhan yang membebaskan kita.
Inilah masa-masa puasa, masa-masa padang gurun kita menuju kemenangan. Masa puasa adalah saat yang tepat bagi kita untuk menyuburkan iman kita dengan olah rohani, doa, devosi, amal dan kasih. Selamat berpantang dan berpuasa, Tuhan memberkati kita semua.(ANM)