Injil Minggu ini (Yoh. 14:23-29) memberikan sebuah gambaran tentang keintiman Bapa, Putera dan Roh Kudus. Yesus berkata: Jika kalian mengasihiKu, kalian akan bergembira, bersukacita karena Aku akan pergi kepada Bapa dan tentunya Dia tidak meninggalkan murid-murid sendirian berjuang di bumi ini. Yesus akan kembali kepada Bapa tetapi Dia akan mengirim seorang penghibur yang akan menghibur dan membantu para murid. Roh Kudus yang akan mengingatkan kembali apa yang Yesus pernah ajarkan kepada mereka.
Hidup Kristiani seharusnya hidup dalam keintiman, kedekatan dengan Allah. Allah harus bersemayam dalam hati kita. Kita adalah kenisah Allah. Tempat Allah bersemayam seperti rasul Paulus beberapa kali menegaskan. Ketika kita menerima tubuh Kristus dalam perayaan ekaristi, kita menjadi tempat tinggal yang ilahi. Selama Yesus tidak ada bersama para murid, Roh Kudus yang akan menemani, membimbing mereka. Mereka tidak perlu cemas.
Roh Kudus mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan para murid dan dalam Gereja. Roh Kudus datang kepada kita, Ia tinggal bersama kita. Ia akan mengajarkan semua dan mengingatkan apa yang Yesus pernah ajarkan kepada mereka. Kini ketika Yesus tidak ada bersama mereka, para murid dengan bimbingan Roh Kudus jauh lebih hidup, lebih berani dan mereka menjadi sungguh dewasa. Roh Kudus memberikan cita rasa akan hal-hal rohani. Mereka menjadi lebih hidup.
Kemudian Yesus memberikan damai kepada para murid. Dalam bacaan pertama (Kis. 15:1-2, 22-29) Gereja perdana mengalami masa damai. Mereka hidup dalam iman dan kasih. Bacaan kedua ( Wahyu 21:10-14.22-23) menghadirkan sebuah penampakan yang sangat indah. Rencana Tuhan untuk Gereja dan untuk dunia. Sebuah kota suci yang turun dari surga dan bersinar dalam kemuliaan Allah. Kota yang begitu indahnya yang tidak membutuhkan matahari dan bulan untuk meneranginya. Suatu pemandangan yang sangat indah. Itulah kemuliaan Allah.
Selamat menikmati kemuliaan Allah. Selamat berhari Minggu, Tuhan memberkati kita semua. (ANM)