Hari ini Gereja merayakan Hari Raya Penampakan Tuhan dan menjadi puncak ziarah Natal kita. Tuhan Yesus yang telah mengambil rupa manusia dengan lahir di kandang di Betlehem telah memperlihatkan keAllahanNya. Tanda pengenalannya adalah cahaya bintang di ufuk timur.
Berpatokan pada cahaya bintang tersebut, tiga raja dari timur bergegas mengikuti cahaya bintang tersebut hingga ke Betlehem tempat Sang Juru Selamat dunia di lahirkan. Dari kisah para majus yang berjuang untuk berjumpa dengan Tuhan inilah patut kita mencatat hal-hal berikut ini untuk direnungkan.
Hal pertama yang patut direnungkan adalah perjuangan untuk datang kepada Yesus dengan perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan. Walaupun harus menempuh perjalanan berhari-hari dan melelahkan, namun tidak mengendorkan niat mereka untuk berjumpa dengan Yesus. Ketiga raja tersebut terus berjuang melewati jalan yang panjang dan rintangan yang mereka dapati hingga sampai bertemu dengan Yesus. Betapa sukacitanya mereka setelah bertemu dengan Yesus, bahkan sukacita mereka lebih besar daripada penderitaan dan kelelahan mereka. Maka marilah kita sebagai pengikutNya, dalam kondisi apapun tetaplah berusaha untuk datang pada Yesus sumber sukacita dan damai.
Hal kedua yang patut kita ambil adalah sujud menyembah Dia. Salah satu maksud kedatangan para majus dari timur adalah untuk menyembah Tuhan. Itulah kerinduan mereka yang paling dalam. Namun rintangan terberat mereka adalah berhadapan dengan raja Herodes yang mempunyai niat jahat karena merasa tahta kerajaannya terancam. Motif penyembahan antara para majus dan Herodes jelas berbeda. Para majus datang menyembah dengan hati yang tulus ikhlas, sementara Herodes hendak menyembah namun dengan segala ketakutan dan kegelisahan. Hal yang dapat dipetik adalah orang yang baik akan menyembah dengan hati yang tulus ikhlas dan akan menuai sukacita, sementara orang yang jahat yang menyembah dengan tipu daya setan akan menuai kebinasaan. Jadi semoga kita dapat memilih antara menyembah Tuhan atau menyembah kedudukan dan kekuasaan.
Hal yang terakhir adalah mempersembahkan yang terbaik dalam hidup untuk Tuhan. Tiga raja dari timur mempersembahkan emas, dupa dan mur. Emas merupakan lambang Kristus sebagai raja, sedangkan dupa melambangkan penderitaan dan mur melambangkan kematian. Persembahan ini mengingatkan kita bahwa menjadi pengikut Kristus, kita juga harus mempersembahkan diri kita, kendatipun harus melewati jalan penderitaan dan kematian. Persembahan yang berkenan kepada Allah adalah hati yang menyesal dan hati yang remuk redam. Maka marilah kita pada hari penampakan Tuhan yang oleh Gereja dijadikan sebagai hari anak misioner sedunia ini, kita semakin semangat berdoa, berderma, berkurban, dan bersaksi menjadi semangat bagi seluruh Gereja. Dengan demikian, misi Gereja akan hidup dan berkembang jika semakin banyak orang yang peduli datang untuk berjuang bersama, banyak orang berperan dalam menghidupi liturgi Gereja dan berkontribusi daik tenaga dan materi sebagai persembahan berharga untuk karya misi Gereja.
Selamat merayakan hari penampakan Tuhan dan terus menyemangati hidup untuk memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Tuhan memberkati kita semua.(AB-YVDW)