Media sosial bisa sangat memikat bagi anak-anak, tetapi hanya sedikit yang akan membantah bahwa ini adalah lingkungan yang sehat bagi mereka. Hal ini menyebabkan beberapa jaksa agung negara bagian di AS menekan CEO Facebook Mark Zuckerberg untuk tidak meluncurkan Instagram Kids. Tidak diketahui pada saat penulisan apakah dia berhasil dibujuk.
Masalah ini sudah setua media sosial itu sendiri. Anak-anak harus berbohong tentang usia mereka, karena tidak seorangpun yang berusia di bawah 13 tahun diizinkan memiliki akun sendiri, berkat Children’s Online Privacy Protection Act. Banyak anak bahkan berbohong tentang usia mereka dengan persetujuan orang tua mereka.
Rencana Zuckerberg untuk peluncuran Instagram Kids ini terungkap pada bulan Maret yang lalu. Asosiasi Jaksa Agung Nasional (NAAG) kemudian mencoba menghentikan peluncuran Instagram Kids. Kelompok itu menulis tentang masalah keamanan dan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh rencana semacam itu dalam suratnya kepada Zuckerberg.
44 Jaksa Agung berpendapat bahwa media sosial bisa berbahaya bagi anak-anak. Mereka juga menambahkan bahwa Facebook memiliki sejarah tidak melindungi anak-anak, apapun platformnya. Sebagai contoh, setelah Facebook Messenger Kids diluncurkan, kesalahan memungkinkan anak-anak untuk bergabung dalam obrolan grup dengan orang asing.
NAAG menjelaskan beberapa alasan yang membuat mereka menentang Instagram Kids. Ini termasuk penelitian yang menunjukkan media sosial berbahaya bagi anak-anak, masalah cyberbullying, predator yang menggunakan platform tersebut, anak-anak yang tidak dilindungi di masa lalu dan anak-anak yang tidak dapat menavigasi semua bahaya yang mungkin mereka temui.
Laporan yang dikutip oleh NAAG termasuk meningkatnya persentase (sekitar 200%) Instagram yang digunakan untuk menargetkan dan melecehkan anak-anak. Peningkatan ini terjadi hanya dalam kurun waktu enam bulan. Tahun lalu, antara Instagram dan Facebook, 20 juta gambar pelecehan seksual terhadap anak dilaporkan.
Perilaku kasar lainnya yang menjadikan anak-anak korban di media sosial adalah cyberbullying. Empat puluh dua persen pengguna anak-anak di Instagram dilaporkan menjadi korban cyberbullying. Ini terkadang menjadi penyebab anak-anak bunuh diri.
Dan kemudian menjadi pertanyaan adalah seberapa buruk hal itu bisa terjadi dengan platform khusus hanya untuk anak-anak ini dan semoga Jaksa Agung bisa meyakinkan Zuckerberg untuk membatalkan rencana untuk meluncurkan Instagram Kids.